Dibangun Ulang, Masjid Al Mustaqim Bantul Kini Ramah Difabel dan Lansia
Bangunan bergaya indies berwarna abu-abu dan putih menjadi wajah baru Masjid Al Mustaqim di Bantul. Masjid yang dahulu berwarna hijau
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bangunan bergaya indies berwarna abu-abu dan putih menjadi wajah baru Masjid Al Mustaqim di Bantul.
Masjid yang dahulu berwarna hijau dan hanya memiliki satu lantai itu berlokasi di Jalan Parangtritis nomor 124.
Kini, sejak dibangun ulang dan diresmikan pada 2 April 2021, masjid tersebut memiliki basement, dua lantai tempat salat, serta rooftop.
Satu hal yang berbeda dari masjid ini dibanding masjid-masjid pada umumnya ialah fasilitas yang dimiliki sangat ramah pada lansia dan difabel.
Baca juga: Kota Magelang Raih Predikat Terbaik Ketiga dalam Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2021
Di lantai basement-nya, tersedia toilet difabel. Sementara, di lantai satu, terdapat ruang salat yang bisa dimasuki para pengguna kursi roda hingga ke dalam. Terdapat ram sebagai jalan masuk.
Bagi jemaah yang membutuhkan kursi roda, tinggal meminta diambilkan oleh satpam yang berjaga. Masjid Al Mustaqim menyediakan 1 unit kursi roda bagi jemaah yang membutuhkan.
Heru Budi Setiawan selaku Takmir Masjid Al Mustaqim mengatakan pembangunan ulang masjid dimulai sejak 1 Juni 2020. Namun, Masjid Al Mustaqim sendiri sudah berdiri sejak 1970-an.
"Dulunya milik warga, setelah (tanah) sekeliling masjid dibeli untuk hotel semua, untuk parkir repot, untuk kegiatan kurban repot, untuk lain-lain repot sekali. Sementara, hampir 60-70 persen yang salat di sini itu musafir. Mereka butuh parkir, toilet, kadang-kadang mereka juga ada yang lansia, difabel, harus terfasilitasi," ujar Heru kepada Tribunjogja.com.
Sementara, ungkap Heru, masjid-masjid lain saat ini tidak begitu memikirkan difabel. Sehingga, seringkali orang dengan kursi roda bingung cara masuk ke dalam masjid.
Heru mengaku, dirinya mengenal beberapa pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengatakan difabel seringkali kesulitan jika ingin masuk masjid. "Jarang sekali ada yang seperti itu kecuali masjid-masjid besar," bebernya.
Sebab itulah Masjid Al Mustaqim dibangun dengan konsep melayani para musafir, termasuk kaum lansia dan difabel.
Lantai basement masjid ini memiliki 1 toilet difabel, 4 toilet umum, ruang serba guna, ruang marbot, dan tempat parkir motor. Adapun parkir mobil terdapat di halaman depan masjid.
Di lantai 1, tersedia tempat salat dan tempat wudu bagi jemaah umum dan lansia/difabel. Lantai 2 memiliki tempat salat, tempat wudu, dan kamar mandi. Sementara, rooftop untuk meletakkan AC dan tanki air.
Heru menuturkan, dalam kondisi normal atau tanpa pembatasan, masjid ini mampu menampung 225 orang di lantai 1 dan 200 orang di lantai 2.