Bappenas Sebut Tahun 2063 Tidak Ada Petani di Indonesia, Dekan Fakultas Pertanian UGM Beberkan Ini

Terkait hal tersebut, Pakar Pertanian sekaligus Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Dr Jamhari SP MP justru menilai 40 tahun ke depan

Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
ILUSTRASI Sejumlah petani memanen padi di lahan persawahan Pedukuhan Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul beberapa waktu lalu. 

Diselenggarakannya webinar bertajuk Benarkah di 2063 Tidak Ada yang Menjadi Petani untuk mengangkat optimisme terhadap dunia pertanian, melawan narasi bahwa 40 tahun mendatang tidak akan ada lagi petani di Indonesia.

Baca juga: Panen Perdana Padi Inpari Nutri Zinc di Lahan Cetak Sawah Baru di Paingan Kulon Progo

Adhit menjelaskan, Bappenas memproyeksikan tahun 2063 tidak ada petani di Indonesia akibat 3 hal yaitu pertama para petani yang beralih ke sektor jasa dan industri semakin banyak yang dilihat dari proporsi yang bekerja di sektor pertanian menurun dari 65,8 persen pada 1976 menjadi 28 persen pada 2019.

Kemudian alih fungsi lahan di mana data menunjukkan dalam kurun waktu enam tahun lahan pertanian terus berkurang, menyisakan 7,45 juta hektare lahan pada 2019.

Ketiga laju urbanisasi di mana Bappenas memaparkan pada 2045 penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan mencapai 67,1 persen atau setara dengan 68,3 juta orang, yang berarti juga semakin sedikit jumlah petani desa,

“Harapannya dengan diskusi ini akan tumbuh optimisme bahwa petani dan pertanian di Indonesia tidak akan pernah musnah. Kami selama ini terus mengkampanyekan gerakan aku petani Indonesia justru untuk mempersiapkan tantangan pertanian di masa mendatang. Sejak 2016 kami mengajak kaum milenial untuk Bertani dan hingga saat ini gerakan kami sudah menyentuh 25 ribu anak muda dalam berbagai kesempatan,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved