Jelang Ramadan, Harga Cabai Rawit di Gunungkidul Berangsur Turun
Kurang dari sepekan menjelang Ramadan, harga cabai rawit merah di Gunungkidul dilaporkan mulai berangsur turun.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kurang dari sepekan menjelang Ramadan, harga cabai rawit merah di Gunungkidul dilaporkan mulai berangsur turun.
Harganya pun saat ini mulai mendekati harga normal.
Yanti, salah satu pedagang Pasar Argosari Wonosari menyampaikan harga cabai saat ini mengalami penurunan cukup signifikan dibanding beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pemda DIY Izinkan Sekolah Tatap Muka Jenjang SMA di DI Yogyakarta Mulai 19 April 2021
"Sekarang harganya di kisaran Rp 80 ribu per kilogram," katanya pada Rabu (07/04/2021).
Menurut Yanti, harga cabai rawit merah menunjukkan penurunan selama beberapa hari terakhir.
Setidaknya harga Rp 80 ribu per kilo itu sudah terjadi sejak 3 hari lalu.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Yuniarti Ekoningsih.
"Rata-rata harga cabai rawit merah di pasaran Gunungkidul di kisaran Rp 70 ribu per kilo," kata Yuni pada wartawan.
Menurutnya, penurunan tersebut sudah terjadi sejak pekan pertama April ini.
Ia juga menyebut harga komoditas bahan pokok lainnya terpantau stabil menjelang lebaran ini.
Sebelumnya, di Maret lalu, harga cabai rawit merah di Gunungkidul melonjak di kisaran Rp 120 ribu per kilogram.
Kondisi ini pun berlangsung setidaknya sejak akhir tahun 2020 lalu.
Kepala Disperindag Gunungkidul Johan Eko Sudarto mengatakan pihaknya berupaya mendatangkan pasokan cabai rawit merah dari luar wilayah. Tujuannya agar harga kembali normal.
Baca juga: Sholat Tarawih Boleh di Masjid, Satgas COVID-19 di Gunungkidul Diharapkan Pantau Penerapan Prokes
"Cabai kami datangkan dari Sleman dan Kulonprogo untuk antisipasi kekurangan di sejumlah wilayah," kata Johan belum lama ini.
Selain cabai, Disperindag Gunungkidul pun berusaha memenuhi kebutuhan bahan pokok lainnya seperti sayur-mayur. Adapun komoditas tersebut didapatkan dari wilayah Boyolali dan Tawangmangu di Jawa Tengah.
Menurut Johan, distribusi pasokan dilakukan demi mengantisipasi kekurangan persediaan di Gunungkidul. Secara otomatis harga bahan pokok juga bisa dikendalikan.
"Kami harap tidak terjadi kenaikan harga selama bulan Ramadan ini," ujarnya. (alx)