Internasional
Israel Balas Dendam, Serang Kapal Kargo Iran Saviz yang Dicurigai jadi Pengkalan Garda Revolusi Iran
Militer Israel melakukan balas dendam terhadap Iran dengan menyerang kapal kargo Iran Saviz di Laut Merah
Kedua musuh bebuyutan tersebut saling tuduh-menuduh satu sama lain sebagai pihak yang betanggung jawab atas setiap serangan.
Serangan terhadap Iran Saviz juga terjadi ketika AS dan Iran meluncurkan pembicaraan tidak langsung di Wina, melalui kekuatan Eropa, untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Melansir Al Arabiya, kesepakatan tersebut sangat ditentang Israel.
Baca juga: Pamerkan Kota Rudal, Iran Klaim Miliki Rudal Jarak Jauh dan Balistik Canggih
Baca juga: Balas Dendam Kematian Jenderal Qassem Soleimani, Iran Rencanakan Serang Markas Angkatan Darat AS
Sebabkan Kerusakan
Kapal kargo Iran Saviz yang dianggap Israel dan Arab Saudi sebagai pangkalan pasukan Garda Revolusi Iran telah rusak karena diserang dengan bom tempel.
Media Arab Saudi Al-Hadath TV melaporkan serangan tersebut pada Selasa (6/4/2021) dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara dalam keadaan anonim mengatakan kepada The New York Times bahwa Israel berada di balik serangan itu.
Pejabat itu menambahkan, Israel telah melaporkan serangan itu kepada AS pada Selasa pagi sebagaimana dilansir Russian Today.
Dia menambahkan, Israel melancarkan serangan tersebut sebagai pembalasan atas serangan kapal-kapal Israel yang dilakukan oleh Iran.
Israel dan Arab Saudi telah lama menuduh Saviz sebagai pangkalan untuk Garda Revolusi Iran di Laut Merah di wilayah perairan dekat Yaman dan Eritrea.
Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim, mengonfirmasi bahwa telah terjadi serangan yang melanda Saviz.
Tasnim melaporkan, serangan tersebut berasal dari bom tempel yang ditempatkan di lambung kapal.
“Saviz telah ditempatkan di Laut Merah selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung pasukan komando Iran yang dikirim untuk mengawal kapal komersial,” lapor Tasnim.
Namun, Iran belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai serangan terhadap Saviz tersebut.
Menurut Institut Angkatan Laut AS (USNI), Saviz hampir tidak bergerak selama tiga tahun terakhir di Laut Merah.