PSIM Yogyakarta

Ambisi Arbeta Rockyawan, Amunisi Anyar Laskar Mataram

Arbeta Rockyawan menjadi satu di antara amunisi anyar yang digaet PSIM Yogyakarta jelang bergulirnya Liga 2 2021. Bagi publik sepak bola DI Yogyakarta

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Rekrutan anyar PSIM Yogyakarta, Arbeta Rockyawan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Arbeta Rockyawan menjadi satu di antara amunisi anyar yang digaet PSIM Yogyakarta jelang bergulirnya Liga 2 2021.

Bagi publik sepak bola DI Yogyakarta, Rocky, sapaan akrabnya, tentu tidak asing lagi meski kariernya lebih lama dihabiskan bersama klub asal Jawa Tengah, PSCS Cilacap.

Pesepak bola asal Gunungkidul ini sebelumnya sempat membela PSIM Yogyakarta pada musim kompetisi 2015.

Di bawah arahan Seto Nurdiyantoro kala itu, Rocky menjadi satu dari tiga penyerang lokal DI Yogyakarta yang menghiasi skuat Laskar Mataram, bersama Krisna Adi Darma dan Tony Yuliandri.

Sudah menjalani pramusim bahkan launching tim, Rocky dan kolega harus pasrah lantaran kompetisi musim itu batal bergulir dengan alasan force majeur.

Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Siapkan 11 POS Pembelajaran Tatap Muka

"Awalnya saya dihubungi Coach Seto, tanya apakah saya masih di Cilacap (PSCS) atau tidak. Saya katakan bila saya masih diminta bertahan, tapi masih menunggu kejelasan. Kemudian beliau minta saya diminta kembali bergabung di PSIM," ujar Rocky kepada Tribun Jogja, Rabu (7/4/2021).

Ya, figur Seto Nurdiyantoro merupakan pelatih pertama Rocky saat mengawali karier sepak bola profesional bersama PSIM, 2015 silam.

Meski kompetisi batal dan kemudian tim dibubarkan, kerjasama keduanya berlanjut di tim Pra PON DIY, 2016.

"Di samping adanya figur Coach Seto, utamanya ada rasa bangga ketika kembali berseragam PSIM, tim bersejarah yang memiliki suporter loyal.

Walaupun kompetisi nanti tidak ada dukungan dari suporter, tapi dukungan itu tetap bisa dirasakan pemain lewat berbagai platform," kata Rocky.

Walau keduanya sudah cukup lama saling mengenal, bukan berarti adaptasinya dengan tim berjalan lancar. Sebab Rocky tak memungkiri dirinya membutuhkan beberapa penyesuaian terutama soal taktikal di lapangan.

"Kendala mungkin kaget secara formasi, karena cukup lama dilatih sama pelatih yang di Cilacap (Jaya Hartono). Tapi lambat laun mulai paham pola permainan yang diinginkan Coach Seto. Harapannya ke depan adaptasinya berjalan lancar," ujar pesepak bola kelahiran 1996 ini.

Sekira 5 tahun setelah terakhir kali berseragam PSIM, Rocky mengaku sudah banyak perkembangan yang ia rasakan di tim ini.

Hal signifikan yang ia rasakan ialah peningkatan infrastruktur juga manajemen yang makin profesional.

"Secara infrastruktur, sekarang saya lihat lebih bagus. Manajemen juga professional, itu perbedaan yang saya rasakan cukup signifikan," kata Rocky.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved