Pasca Tragedi Dam Bromonilan Sleman, Pengelola Akan Tutup Sementara Akses ke Bendungan
Pasca insiden meninggalnya seorang santri asal Pondok Pesantren Al-Firdaus, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, pengelola dipastikan
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Apalagi jika tamu yang datang dalam jumlah banyak.
Baca juga: Travel Coridor Arrangement Menjadi Target untuk Pulihkan Industri Pariwisata di DI Yogyakarta
Namun, ketika mereka hendak memberi tahu tentang peraturan yang ada, anak-anak sudah kadung berenang, sekitar pukul 11.45 WIB.
“Kami turun, sudah kejadian. Anak yang tenggelam itu adalah yang pertama turun ke dam. Mereka taruh tas di mushola, turun dan berenang. Jadi tidak ada yang tahu medannya bagaimana karena belum ada yang kasih tahu,” ucap Ismanto.
Dikatakannya, dam tersebut tidak berbahaya. Hanya saja, akan lebih bijak jika anak-anak tidak lantas berenang tanpa mengetahui area sekitar dam dan pengarahan dari pihak pengelola.
Sebab, selama ini, banyak anak dari warga setempat yang sering bermain di situ dan loncat dari ketinggian tertentu dan tidak ada insiden.
“Outbound langsung dihentikan dan mereka pulang ke Kartasura. Mereka juga awalnya datang tidak berbarengan. Anak-anaknya dulu yang datang naik bis kecil, baru pemandunya,” tandas Ismanto yang juga pengelola Desa Wisata Dewa Bromo. (ard)