Fenomena Sosial Manusia Silver di Jogja

Rasa Gatal di Badan hingga Potensi Masalah Kulit Bagi Manusia Silver, Ini Kata Dokter Spesialis

Para manusia silver umumnya melumuri badannya menggunakan cat yang sebenarnya bukan untuk kulit, dan berpotensi menyebabkan gatal-gatal

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/ MIFTAHUL HUDA
Aksi manusia silver di sudut kota Yogyakarta, Rabu (24/3/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rasa gatal di kulit hingga potensi masalah kulit mengintai para manusia silver.

Seperti diketahui, fenomena munculnya manusia silver mulai marak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak beberapa bulan belakangan.

Banyak dari para manusia silver tersebut sebelumnya merupakan pengamen jalanan dan ada pula yang mengaku mantan karyawan swasta yang terkena pengurangan karyawan atau PHK, lalu memilih mengais rejeki sebagai manusia silver.

Para manusia silver tersebut biasanya beraktivitas sejak pukul 12.30 WIB hingga sore hari sekitar pukul 15.00 WIB.

Mereka rela melumuri tubuhnya dengan cat khusus berwarna silver, kemudian mencoba menghibur pengendara yang berhenti di persimpangan jalan supaya mendapat sepeser uang.

Seorang manusia silver yang ditemui Tribun Jogja bernama Vito, mengaku dulunya hidup di Jakarta sebagai karyawan swasta.

Semenjak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, perusahaan dulunya ia bekerja tak sanggup lagi membayar gaji para karyawan.

"Akhirnya ada pengurangan karyawan. Ya saya yang kena PHK karena pandemi. Daripada gak berbuat apa-apa ya gini aja nyilver," katanya, kepada Tribunjogja.com.

Baca juga: Pengakuan Manusia Silver di Yogya, Cari Rezeki di Masa Pandemi hingga Kejar-kejaran dengan Petugas

Baca juga: Kisah Asal-usul Kampung Pitu di Gunungkidul, Hanya Dihuni 7 Keluarga hingga Mitos Kepercayaan Warga

Vito sering mangkal di simpang empat Jalan Wonosari, Bantul saat siang hari mulai dari pukul 13.00 hingga tubuhnya mulai merasakan gatal-gatal dan kepanasan.

"Kalau udah capek, dan agak gatal itu ya udah berhenti istihrahat dulu," kata dia.

Vito mengaku cat warna silver yang digunakan untuk melumuri tubuhnya itu menggunakan cat sablon.

Dalam aksinya, Vito hanya seorang diri. Rata-rata penghasilan satu hari menjadi manusia silver itu antara Rp80 ribu hingga Rp100 ribu.

"Nggak pasti kadang Rp80 ribu kadang Rp100 ribu. Tergantung pengendara yang melintas," ungkap Vito.

Aksi manusia silver di sudut kota Yogyakarta, Rabu (24/3/2021)
Aksi manusia silver di sudut kota Yogyakarta, Rabu (24/3/2021) (TRIBUN JOGJA/ MIFTAHUL HUDA)

Selain di simpang empat Jalan Wonosari, Vito mengaku aksinya tersebut dilakukan berpindah-pindah bahkan hingga sampai keluar daerah.

Selama enam bulan menjadi manusia silver, tercatat dirinya sudah pernah hingga ke Kabupaten Purworejo dan daerah lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved