Kisah Inspiratif

Empat Siswi SMK di Klaten Bikin Robot Pramusaji, Bisa Jangkau Jarak hingga 25 Meter

Robot tersebut dinilai mampu mengurangi kontak langsung antara pelayan dengan pengunjung restoran atau rumah makan.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
Kempat siswi pembuat robot pramusaji menggerakkan robot melalui telepon pintar saat peresmian robot tersebut di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Kamis (25/3/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Empat pelajar perempuan sekolah menengah pertama (SMK) di Kabupaten Klaten berhasil membuat robot pramusaji.

Robot pramusaji itu dibuat oleh empat siswi kelas XIII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten di bawah bimbingan Autobot School Klaten.

Empat siswi tersebut yakni, Benedicta Leony Anik Pudyaningsih (18), Sami Asih (18), Putri Wulandari (19) dan Florencia Ananda (18).

Adapun robot tersebut dinilai mampu menjadi solusi di masa pandemi COVID-19 untuk mengurangi kontak langsung antara pelayan dengan pengunjung restoran atau rumah makan.

Baca juga: Empat Siswi SMK LP Leonardo Klaten Bikin Robot Pramusaji

"Ini adalah robot yang dibikin oleh siswi-siswi ya, kaum perempuan juga bisa bikin robot bukan hanya laki-laki," ujar Direktur LKP Autobot School Klaten, Agur Yake Mulia saat berbincang dengan Tribun Jogja di sela-sela peluncuran robot tersebut di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Kamis (25/3/2021).

Ia mengatakan, robot pramusaji itu memang di desain untuk membantu pekerjaan mengantarkan makanan dan minuman di rumah makan atau restoran kepada pelanggan.

Dimana di masa pandemi COVID-19, kata dia, masyarakat diminta untuk menjaga jarak antara satu sama lainnya.

"Untuk itu lah robot pramusaji yang diberi nama AWbot ini hadir," katanya.

Robot pramusaji ini bisa berfungsi di mana saja. Bukan hanya terpaku di rumah makan atau restoran.

"Di rumah sakit untuk ngantar obat ke pasien juga bisa," tambahnya.

Ia menjelaskan, untuk proses pembuatan robot pramusaji itu, kemepat siswi tersebut membuatnya dalam masa satu bulan.

Kesulitan yang dihadapi dalam membuat robot itu, pada proses awal pembuatannya.

Hal itu karena, para siswi belum terbiasa membuat robot dengan ukuran yang cukup besar.

"Anak-anak biasanya membuat prototipe robot-robot kecil," ujarnya.

Baca juga: Empat Sekolah di Klaten Dapat Izin Laksanakan Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka

Kemudian, kata Agur, karena ukuran robot yang cukup besar jadi butuh hitungan-hitungan terkait motor yang digunakan.

Robot itu, lanjutnya digerakkan melalui dua motor yang dikendalikan melalui sambungan bluetooth lewat aplikasi di telepon pintar.

Untuk saat ini rangka robot masih dari bambu.

Hal itu karena keempat siswi belum memiliki keahlian untuk merakit besi sehingga dibuat rangka sederhana dulu dari bambu.

"Karena itu beban yang bisa dibawa robot baru sekitar 1,5 kilogram," ucapnya.

Adapun daya jangkau dari robot tersebut mampu dikendalikan dari jarak 25 meter.

kedepan, lanjut Agur, jika robot memang mau di produksi masal tentu akan dibuat dengan rangka besi agar lebih kokoh.

"Untuk saat ini Awbot atau robot pramusaji ini biaya pembuatanya sekitar 2,5 juta. Tapi kalau dipasarkan harus lihat kebutuhan konsumen," sambungnya.

Sementara itu, Benedicta Leony Anik Pudyaningsih mewakili tiga temannya mengaku ide pembuatan robot pramusaji tersebut karena ingin membuat sesuatu yang bermanfaat selama masa pandemi COVID-19.

Baca juga: Kisah Pemuda Klaten Otodidak Rakit Jam Tangan Kayu, Bisnisnya Moncer Diminati Jepang Hingga Afrika

"Jadi kami itu punya ide dan ingin membuat sesuatu yang berguna di masa pandemi COVID-19 ini. Akhirnya kami coba merakit sebuah robot dan akhirnya bisa selesai," ujarnya saat berbincang dengan Tribun Jogja.

Anik, begitu dia karib disapa mengatakan proses pembuatan robot pramusaji yang diberi nama Autobot Waiters Robot atau disingkat AW Bot itu memakan waktu sekitar satu bulan.

Dirinya dan tiga teman lainnya berbagi tugas dalam menciptakan robot pramusaji tersebut.

"Anik bertugas sebagai manajer, sementara Sami bagian elektrik, Putri bagian desain dan mekanik. Selanjutnya Floren bagian programnya," imbuhnya.

Untuk komponen robot tersebut, memakai bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan dan semuanya ada di Klaten dan Yogyakarta.

"Kami berempat nyari komponen-komponennya hingga akhirnya bisa lengkap," lanjutnya.

Menurutnya, robot pramusaji sempat mengalami kegagalan dalam proses merakit.

Namun, ia dan empat temannya tidak putus asa dan terus mencoba hingga akhirnya robot pramusaji tersebut jadi.

Baca juga: Sri Mulyani Kunjungi Alfian, Pelajar SMK di Klaten yang Kedua Tangannya Harus Diamputasi

"Kesulitan kesulitan kita itu dalam merangkainya soalnya dalam sistem rangkaiannya itu kan banyak kabel-kabelnya kadang kabelnya eror atau salah sambung," jelasnya.

Robot pramusaji yang ia buat saat ini masih berbentuk sederhana dan butuh beberapa sentuhan agar tampilannya bisa lebih sempurna.

Robot pramusaji itu dibuat setinggi 150 sentimeter dan digerakkan oleh beberapa komponen kelistrikan.

Robot tersebut juga dihias dengan kain beragam warna seperti merah, biru, abu-abu hingga putih gading.

Kemudian, robot itu dikendalikan melalui aplikasi dari telepon pintar.

Adapun untuk rangka, robot tersebut menggunakan struktur dari bambu.

"Tampilannya masih sederhana tapi ke depan kita ingin menyempurnakan lagi," tandasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved