Kisah Inspiratif
Empat Siswi SMK di Klaten Bikin Robot Pramusaji, Bisa Jangkau Jarak hingga 25 Meter
Robot tersebut dinilai mampu mengurangi kontak langsung antara pelayan dengan pengunjung restoran atau rumah makan.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Empat pelajar perempuan sekolah menengah pertama (SMK) di Kabupaten Klaten berhasil membuat robot pramusaji.
Robot pramusaji itu dibuat oleh empat siswi kelas XIII SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten di bawah bimbingan Autobot School Klaten.
Empat siswi tersebut yakni, Benedicta Leony Anik Pudyaningsih (18), Sami Asih (18), Putri Wulandari (19) dan Florencia Ananda (18).
Adapun robot tersebut dinilai mampu menjadi solusi di masa pandemi COVID-19 untuk mengurangi kontak langsung antara pelayan dengan pengunjung restoran atau rumah makan.
Baca juga: Empat Siswi SMK LP Leonardo Klaten Bikin Robot Pramusaji
"Ini adalah robot yang dibikin oleh siswi-siswi ya, kaum perempuan juga bisa bikin robot bukan hanya laki-laki," ujar Direktur LKP Autobot School Klaten, Agur Yake Mulia saat berbincang dengan Tribun Jogja di sela-sela peluncuran robot tersebut di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Kamis (25/3/2021).
Ia mengatakan, robot pramusaji itu memang di desain untuk membantu pekerjaan mengantarkan makanan dan minuman di rumah makan atau restoran kepada pelanggan.
Dimana di masa pandemi COVID-19, kata dia, masyarakat diminta untuk menjaga jarak antara satu sama lainnya.
"Untuk itu lah robot pramusaji yang diberi nama AWbot ini hadir," katanya.
Robot pramusaji ini bisa berfungsi di mana saja. Bukan hanya terpaku di rumah makan atau restoran.
"Di rumah sakit untuk ngantar obat ke pasien juga bisa," tambahnya.
Ia menjelaskan, untuk proses pembuatan robot pramusaji itu, kemepat siswi tersebut membuatnya dalam masa satu bulan.
Kesulitan yang dihadapi dalam membuat robot itu, pada proses awal pembuatannya.
Hal itu karena, para siswi belum terbiasa membuat robot dengan ukuran yang cukup besar.
"Anak-anak biasanya membuat prototipe robot-robot kecil," ujarnya.
Baca juga: Empat Sekolah di Klaten Dapat Izin Laksanakan Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka
Kemudian, kata Agur, karena ukuran robot yang cukup besar jadi butuh hitungan-hitungan terkait motor yang digunakan.