Sambut Wacana Sekolah Tatap Muka, Ini Kesiapan Berbagai SMP Negeri di Kota Yogyakarta
Beberapa kepala sekolah di Kota Yogyakarta yang sempat diwawancarai Tribun Jogja sependapat meski pun Pemkot Yogyakarta menginstruksikan
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Niken menilai, anak-anak usia belasan tahun lebih sulit lebih sulit diatur daripada anak usia remaja hingga dewasa.
"Ada kekhawatiran juga. Karena anak-anak ini kam cenderung kalau sudah ketemu teman-temanya mereka kemudian mengabaikan prokes," ucap Niken.
Akan tetapi, lanjut Niken, mau tidak mau pembelajaran tatap muka perlu dicoba agar nasib para siswa ke depan bisa lebih baik.
Ditanya sudah kah membuat kajian antara pemangku kebijakan dengan para komite sekolah, Niken mengakui hal itu belum dilakukan.
"Tapi mau tidak mau harus dicoba, kita tidak bisa menunggu sampai kapan? Apakah mau sampai seperti ini terus? Dan saya harapkan anak-anak patuh prokes," terang Niken.
Memutuskan pembelajaran tatap muka lebih awal tanpa adannya kajian serius tentu menimbulkan kekhawatiran di tengah pandemi COVID-19.
Namun, lanjut Niken, beberapa cara untuk meminimalisir hal itu salah satu caranya yakni menambah tugas seorang guru terhadap para murid.
Selain mendirikan satgas di sekolah, pihaknya akan bekerja sama antara pegawai, para guru dan wali murid sama-sama memantau anak didik.
"Jadi kalau sudah jam sekolah selesai, kami akan pastikan ke orang tua, apakah anak itu sudah pulang. Kami pastikan via pesan WA. Jika belum pulang silakan ortu mencari, karena supaya tidak mampir dan membawa virus," terang dia.
Siapkan 70 Wastafel
Kondisi tak jauh berbeda juga dialami Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Nuryani Agusti yang saat ini juga sedang harap-harap cemas terkait keberlangsungan pembelajaran tatap muka.
Ia sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Kepala SMP Negeri 1 Yogyakarta Niken Sasanti bahwa meskipun arahan tatap muka dari pemerintah turun, tetap saja persetujuan wali murid menjadi kunci utama pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka boleh atau tidak dilakukan.
Akan tetapi, Nuryani menegaskan apabila pihak wali murid tidak mengizinkan anaknya untuk belajar tatap muka, pihak sekolah tetap akan memfasilitasi pembelajaran daring.
"Meski SE untuk belajar tatap muka turun, tapi berdasarkan SKB tiga menteri kan harus ada persetujuan wali murid. Nah terkait izin itu saja belum dibahas, dan kalaupun wali murid tidak mengizinkan kami tetap fasilitasi untuk daring," jelas dia.
Terkait persiapan sarpras, Nuryani menegaskan bahwa saat ini pihaknya telah menyiapkan sekitae 70 westafel yang siap digunakan para siswa.