Sambut Wacana Sekolah Tatap Muka, Ini Kesiapan Berbagai SMP Negeri di Kota Yogyakarta
Beberapa kepala sekolah di Kota Yogyakarta yang sempat diwawancarai Tribun Jogja sependapat meski pun Pemkot Yogyakarta menginstruksikan
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti optimis selepas Idul Fitri atau Juni tahun ini pembelajaran tatap muka tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) bisa dilaksanakan.
Namun sejauh mana kesiapan di hilir dalam hal ini penanggung jawab tingkat bawah di lingkungan sekolah Kota Yogyakarta?
Beberapa kepala sekolah di Kota Yogyakarta yang sempat diwawancarai Tribun Jogja sependapat meski pun Pemkot Yogyakarta menginstruksikan untuk menggelar tatap muka lebih awal, akan tetapi hal itu harus ada kesepakatan bersama wali murid, apakah para wali murid tersebut mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka atau tidak.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Yogyakarta Niken Sasanti menjelaskan, persiapan pembelajaran tatap muka tingkat SMP sudah dilakukan oleh jajarannya sejak lama.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan di Pantai Parangtritis Bantul Meningkat, Akhir Pekan Ini Dipadati Wisatawan
Salah satu yang terpenting terkait penambahan sarana dan prasarana (Sarpras) lingkungan sekolah.
"Itu sudah lama kami siapkan, SOP nya kan harus ada wastafel, hand sanitizer, lalu ada jalur keluar masuknya dan beberapa rambu sudah kami siapkan," katanya kepada Tribun Jogja, Minggu (21/3/2021).
Selain itu, lanjut Niken dirinya juga telah menyiapkan ruang kelas yang nantinya akan digunakan para siswa bilamana pembelajaran tatap muka benar-benar dilaksanakan.
"Sejauh ini masih sebatas itu saja sih. Namun kalaupun arahan tatap muka sudah ada, tetapi orang tua tidak mengizinkan kan tidak bisa," ujar Niken.
Ia menjelaskan, selama satu tahun proses pembelajaran siswa melalui dalam jaringan (Daring) banyak kendala yang ditemui.
Ditanya adakah siswa yang sampai terkena drop out selama satu tahun lantaran terkendala jaringan saat pembelajaran jarak jauh, niken memastikan hal tersebut tidak terjadi.
"Karena bantuan dari pemerintah kan ada. Jika ada kendala sarpras ya kami dari pihak sekolah mengupayakan, keterbatasan kuota ya dari kementerian, dan pemda juga ada," jelasnya.
Masih kata Niken, persoalan pembelajaran via daring lainnya justru terfokus pada pendampingan orang tua murid.
Ia menganggap hampir semua persoalan pembelajaran daring saat ini terkendala pada proses pendampingan orang tua murid.
"Karena tingkat SD dan SMP itu kan masih harus dipandu orang tua. Mungkin kalau di kelas guru yang bertanggung jawab dampingi, kalau lewat daring kan waktu orang tua lebih banyak. Sementara orang tua ada kegiatan lain, jadi itu masalahnya," tegasnya.
Meski lampu hijau pembelajaran tatap muka dari Wali Kota Yogyakarta sudah menyala, akan tetapi kekhawatiran para guru terhadap muridnya saat pembelajaran tatap muka tak bisa lagi dipungkiri.