Internasional

Korban Tewas Unjukrasa Tolak Kudeta Militer di Myanmar Capai 149 Orang, Dimakamkan Secara Massal

Korban tewas dalam unjukrasa menolak kudeta militer di Myanmar dari hari ke hari terus bertambah.

Editor: Hari Susmayanti
STR/AFP
Potret Khant Nyar Hein dikelilingi oleh pelayat di pemakamannya di Yangon pada 16 Maret 2021, setelah mahasiswa kedokteran tahun pertama ditembak mati selama tindakan keras oleh pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa yang mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer. 

TRIBUNJOGJA.COM, NAYPIYDAW - Korban tewas dalam unjukrasa menolak kudeta militer di Myanmar dari hari ke hari terus bertambah.

Hingga Selasa (16/3/2021) kemarin, Myanmar setidaknya sudah melakukan pemakaman secara massa bagi 149 orang yang tewas dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar.

Pemakaman massal diadakan di seluruh kota Yangon pada Selasa (16/3/2021), dengan ratusan pelayat berkumpul di berbagai kota untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka yang terbunuh.

Sebuah krematorium di Yangon melaporkan ada 31 pemakaman, kata seorang pelayat di salah satu upacara tersebut, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Selasa (16/3/2021).

Salah satu pemandangan yang terlilhat adalah ratusan orang turun ke jalan dengan kesedihan ketika melepas Khant Nyar Hein, pelajar kedokteran yang dibunuh di Yangon pada Minggu (14//3/2021).

"Biarkan mereka bunuh saya sekarang, bunuh saya sekarang dari pada putraku, karena saya sudah tidak tahan lagi," ujar ibu Khant Nyar Hein yang terlihat dalam video yang diunggah di Facebook.

Dalam upacara pemakaman itu, para pelayat meneriakkan, "Revolusi kita harus menang!"

Beberapa keluarga mengungkapkan kepada media lokal bahwa pasukan keamanan merampas sejumlah jenazah orang yang mereka cintai, tapi para keluarga yang berduka itu tetap mengadakan upacara pemakaman.

Jumlah kematian dalam aksi protes anti-kudeta militer yang pecah pada Minggu (14/3/2021), mayoritas terjadi di kota kecil Hlaing Tharyar di Yangon.

Daerah itu merukapan penghasil garmen dengan sebagian besar pabrik milik orang China.

Media Burma, Irrawaddy, merilis foto-foto penduduk yang melarikan diri dari kota tersebut pada Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Kisah Suster di Myanmar Berlutut di Depan Militer untuk Lindungi Pendemo, Ann Roza Siap Mati

Baca juga: Kudeta, Militer Myanmar Kepung Yangon Pascapenangkapan Aung San Suu Kyi

Beberapa membawa hewan peliharaan mereka di belakang sepeda motor, sementara yang lain membawa barang-barang mereka menggunakan tuk-tuk.

"Kita dapat melihat orang-orang di jalan sejauh mata memandang,” menurut lapor Democratic Voice of Burma.

Seorang penduduk memberitahu Agence France Presse (AFP) tentang eksodus itu, mengatakan bahwa orang-orang ingin pergi saat fajar dan pengunjuk rasa telah menghapus barikade darurat, untuk memperlambat pasukan keamanan hingga para pelarian dapat keluar.

“Setelah jam 9 pagi, warga kembali memblokir jalan dengan pembatas. Mereka mengizinkan orang pergi hanya pada pagi hari," katanya, seraya menambahkan bahwa pasukan keamanan telah dikerahkan di jalan-jalan utama kota-kota kecil.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved