Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Disebut Lambat, Ini Kata Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia harus mevaksinasi 181,5 juta orang dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia untuk memenuhi herd immunity
TRIBUNJOGJA.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kelambanan vaksinasi Covid-19 di Indonesia terjadi karena minimnya produksi vaksin.
Ia mengatakan, Indonesia harus mevaksinasi 181,5 juta orang dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia untuk memenuhi herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Jadi masalah kita di keberadaan vaksin. Jadi vaksin sangat terbatas, kita beruntung dapat."
"Rencana kami 426 juta dan jadwal Januari-Juni hanya bisa dapat sekitar 80 jutaan. Hanya 40 juta rakyat bisa kita vaksin dari 181,5 juta, karena vaksinnya cuma ada segitu," ucap Budi dilansir oleh Kompas.com.
Baca juga: Vaksin Kadaluarsa Mei 2021, Sekda Bantul Pastikan Vaksin Aman Digunakan
Baca juga: 4.197 Pedagang Pasar Beringharjo Antusias Ikuti Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua
Ia mengatakan, saat ini pemerintah terus berusaha untuk mempercepat proses vaksinasi sesuai arahan Presiden.
Sesuai permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata dia, vaksinasi tersebut harus selesai dalam waktu 15 bulan.
Budi menuturkan, saat ini keberadaan vaksin Covid-19 menjadi rebutan seluruh negara di dunia.
Bahkan dari 100 negara, baru 60 negara saja yang berhasil mendapatkannya.
Menurut Budi, total penduduk dunia sekarang sebanyak 7,8 miliar.
Apabila 72 persen penduduk dunia yang divaksinasi, maka dibutuhkan 11 miliar dosis untuk dua kali vaksinasi.
Sementara, kapasitas produksi vaksin diperkirakan hanya mampu menghasilkan 3 miliar dosis saja.
Pemda DIY kembali lakukan vaksinasi secara massal.
Program vaksinasi massal kembali dilakukan oleh Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kali ini pelaksanaannya berlangsung di Grha Pradipta Jogja Expo Center (JEC) pada Senin (15/3/2021) hingga lima hari ke depan.
Adapun sasarannya adalah para pelayan publik di lingkup Pemda DIY, anggota TNI, Polri, perwakilan Keraton Yogyakarta, dan Pakualaman, serta pekerja media.
Dari pantauan Tribunjogja.com, sejumlah pejabat eselon II Pemda DIY terpantau telah menghadiri kegiatan vaksinasi massal sejak pukul 08.00 WIB.
Di antaranya Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharja, Kepala Bappeda DIY Benny Suharsana, Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari, serta Kepala Diskop UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi.
Lima putri Keraton Yogyakarta dan dua putra Pakualaman juga turut hadir sebagai perwakilan pelaksanaan kick off vaksinasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih menuturkan, pada vaksinasi massal kali ini, Dinkes DIY menargetkan sekitar 12.500 sasaran.
"Jadi ada 2.500 sasaran tiap harinya," ungkap Berty saat ditemui di lokasi vaksinasi.
Sejauh ini Dinkes DIY telah melakukan pendataan terhadap 11.000 calon penerima vaksin.
Adapun upaya pendataan dilakukan oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemda DIY.
"Jadi nanti hari terakhir tinggal sisanya (1.500 orang) yang divaksin," jelasnya.
Sedikitnya 300 petugas medis dilibatkan dalam pelaksanaan vaksinasi massal.
Mereka berasal dari beragam organisasi profesi.
Baca juga: Dinkes DIY Upayakan Gelar Vaksinasi Lebih Banyak untuk Budayawan dan Seniman
Baca juga: Puteri Keraton Yogyakarta Terima Suntikan Vaksin, GKR Bendara: Ternyata Tidak Sakit
Diantaranya Ikatan Doketer Indonesia (IDI), Persatuan Persatuan Perawat Indonesia (PPNI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
"Kita kerjasama dengan mereka untuk tenaga vaksinator. ditambahkan dari RS Sardjito dan Dinkes," sambungnya.
Karena ada ribuan calon penerima vaksin, Berty mengaku telah menyiapkan langkah antisipasi terhadap adanya kerumunan.
Misalnya proses penyuntikan vaksin dilakukan dalam dua shift atau dua waktu yang berbeda.
Namun menurut pantauan Tribunjogja.com di lapangan, kerumunan masih ditemui di lokasi vaksinasi.
Berty menyebut bahwa kerumunan itu disebabkan karena adanya seremoni pembukaan vaksinasi.
Selain itu terdapat pula calon penerima vaksin yang datang tak sesuai jadwal yang ditentukan, sehingga kehadirannya turut menyumbang kerumunan.
"Mungkin tadi karena ada seremonial pembukaan, semoga besok bisa sesuai jadwal agar tak ada kerumunan. Jadi kemarin arahan Sekda, semua OPD tak boleh hari ini semua. Harus terbagi," terangnya.
"Memang karena antusias peserta tinggi jadi datangnya di awal. Sebetulnya tak perlu takut (kehabisan vaksin). Kita sudah alokasikan vaksinasi," tambahnya.
Berty pun memastikan bahwa alokasi vaksin di DI Yogyakarta masih mencukupi.
"Jadi vaksin itu dari Kemenkes melalui Biofarma itu terdistribusi ke Dinkes provinsi, baru nanti disalurkan ke kabupaten dan kota ke gudangnya. lalu distribusi ke fasyankes. Masing-masing kabupaten kota sudah hitung itu," terangnya.
Vaksinasi tahap dua yang menyasar pelayan publik dan warga usia lanjut ini diharapkan terselesaikan pada bulan Mei 2021.
Sehingga pada Juni 2021, Dinkes DIY bisa melanjutkan vaksinasi tahap tiga yang menyasar masyarakat rentan menurut geospasial.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes DIY Agus Priyanto menambahkan, vaksinasi ini juga melibatkan para pegawai kontrak baik di OPD maupun instansi vertikal lain.
Para clening service hingga petugas keamanan juga turut divaksin.
“Total perhari tadi pagi 11.600 yang terdaftar. Terdiri dari tiga unsur yaitu OPD Pemda DIY, instansi vertikal, dan lembaga khusus termasuk jurnalis,” katanya.
Instansi vertikal yang dimaksud Agus yakni Bank Indonesia, Diklat Kemendagri, hingga Diklat Keuangan.
“Cuma vertikal sendiri belum semua, ini baru 32 dari 70an instansi vertikal. Nanti Keraton itu lembaganya (lembaga khudus). Hari ini ada putra putri Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman,” ujarnya.
( Tribunnews/ Tribunjogja.com )
