Kisah Inspiratif
Kisah Juri Atmojo, Puluhan Tahun Setia Sebagai Tukang Reparasi Payung di Magelang
Meski berpenghasilan seadanya, hatinya teguh dan setia menunggu payung demi payung yang diantar oleh pelanggan.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
Orang terkadang lebih memilih mereparasi payung miliknya ketimbang membeli baru.
Biaya reparasi yang tergolong murah mungkin jadi alasan.
"Waktunya juga tidak lama, paling sekitar 10-15 menit sudah rampung," ucap Juri.
Baca juga: Kisah Sendang Mbabrig di Sleman yang Dijaga Kakek Berumur 75 Tahun
Patok Harga Rp5-20 Ribu
Biaya jasa reparasi payung di tempatnya juga terbilang murah.
Juri hanya mematok harga reparasi dengan rentang Rp5-20 ribu saja tergantung dengan tingkat kerusakan payung milik pelanggan.
"Kalau payungnya ganti patrum semua sampai keliling itu hanya Rp20 ribu. Tapi kalau satu atau dua saja itu cuman Rp5 ribu," ujarnya.
Sementara, untuk kerusakan ruji payung bagian dalam dia hanya mematok harga reparasi senilai Rp10 ribu.
"Kalau saya, karena sudah biasa dan lama menekuni kerjaan ini jadi paling hanya 10-15 menitan sudah selesai," ungkap dia.
Proses mereparasi payung-payung milik pelanggan itu juga terbilang sederhana.
Saat baru diantar, Juri lebih dulu melihat tingkat kerusakannya.
Baca juga: Kisah Inspiratif Bripka Sodik, Telaten Suapi Gelandangan yang Kelaparan di Pinggir Jalan di Kediri
Setelah itu, dia akan mencocokkan beberapa bahan dari payung sisa yang sudah tidak terpakai lagi dan masih bisa digunakan pada payung milik pelanggan yang rusak tadi.
Tangannya terlihat lihai dan cekatan memotong ruji payung dan memasukkan patrum ke dalam ruji.
Setelah rampung, payung akan dijemur di bawah sinar matahari agar tidak berjamur.
Untuk bahan baku reparasi, dia mendapatkannya dari pusat penjualan barang bekas.