Kisah Inspiratif
Kisah Juri Atmojo, Puluhan Tahun Setia Sebagai Tukang Reparasi Payung di Magelang
Meski berpenghasilan seadanya, hatinya teguh dan setia menunggu payung demi payung yang diantar oleh pelanggan.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KOTA MAGELANG - Setia kepada satu profesi agaknya cukup jarang ditemui di masa sekarang.
Manusia kerap berganti pekerjaan demi menyambung hidup dan mendapatkan sesuatu yang lebih.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Juri Atmojo (68).
Puluhan tahun ia setia sebagai tukang reparasi payung.
Meski berpenghasilan seadanya, hatinya teguh dan setia menunggu payung demi payung yang diantar oleh pelanggan.
Perawakannya kurus dengan garis muka yang letih.
Semburat semangat di wajahnya terpancar keluar diterpa sinar matahari pagi.
Baca juga: Kisah Nenek Penjual Kacang Rebus, Masih Bisa Makan Sudah Sangat Bersyukur
Kedua tangannya masih sibuk memegang sebuah payung yang tak lagi berfungsi normal.
Sambil bersandar di bawah sebatang pohon, Juri Atmojo dengan tekun mereparasi sebuah payung pelanggan yang baru diantar kepadanya.
"Yang ini baru tadi pagi diantar. Punya orang kerja kantoran, sekalian kerja dia antar payung yang rusak, nanti katanya mau diambil pas istirahat siang, jadi saya kerjain duluan," kata Juri saat ditemui di lapak reparasinya.
Sebenarnya lapak juri tidak seperti lapak dalam artian sesungguhnya.
Tempatnya sehari-hari memperbaiki payung pelanggan hanya di trotoar pinggir jalan tepatnya di depan kompleks Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Di bawah sebuah pohon yang cukup rindang, Juri sehari-hari bekerja mereparasi payung pelanggan yang diantar kepadanya.
Di masa musim penghujan ini dia mengaku jasanya cukup banyak digunakan masyarakat setempat.
"Alhamdulillah cukup banyak, tapi ya ga mesti. Setiap hari pasti ada lima atau lebih," ujarnya.
Baca juga: Kisah Penjual Kopi di Alun-alun Kidul, Berjuang Demi Sesuap Nasi dan Obat Suami