Erupsi Gunung Merapi
Bongkahan Lava Merapi ‘Jumping’ Begitu Ambrol dari Kubah 2021 di Barat Daya
Bongkahan magma beku bagian luarnya itu membentur batu, jumping atau terlompat dan hancur memancarkan cahaya kemerahan
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Data terbaru pengamatan Kamis periode pukul 00.00-06.00, yang dirilis Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, guguran lava pijar terjadi empat kali
antara pukul 00.00-06.00 WIB, guguran-guguran lava pijar Merapi itu meluncur di jarak maksimun 800 meter dari puncak.
"Teramati guguran lava pijar empat kali jarak luncur maksimum 800 meter ke barat daya (hulu Kali Krasak dan Kali Boyong). Gunung berkabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati," tuturnya.
Secara meteorologi, cuaca gunung merapi berawan dan mendung. Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah timur.
Muncul awan lentikuler yang jadi mahkota puncak Merapi selama beberapa jam.
Suhu udara dilaporkan berkisar 15-24 °C, kelembaban udara 69-86 persen, dan tekanan udara 626-707 mmHg, dengan volume curah hujan 5 mm per hari.
Aktivitas kegempaan pada periode tersebut di antaranya 31 kali gempa guguran beramplitudo 3-37 mm dan durasi 11-109 detik.
Saat ini status aktivitas Merapi masih dalam Siaga atau level III.
BPPTKG Yogyakarta masih merekomendasikan radius bahaya masih di jarak 5 kilometer dari puncak.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BPPTKG meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Warga juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak gunung merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.( Tribunjogja.com/hda/xna)