Klaim Asuransi Rp 8 Miliar Tak Bisa Turun, Nasabah Geruduk Kantor Bumiputera Yogyakarta

Puluhan nasabah perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera ramai-ramai mendatangi Kantor Bumiputera di Jalan Jenderal Sudirman

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Miftahul Huda
Suasana aksi damai para nasabah Bumiputera menuntut pencairan klaim asuransi di Kantor Wilayah Bumiputera DIY, Kamis (11/2/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan nasabah perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera ramai-ramai mendatangi Kantor Bumiputera di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Yogyakarta pada Kamis (11/2/2021) siang.

Kedatangan mereka ingin meminta kejelasan klaim pemegang polis yang sudah empat tahun habis kontrak namun belum dibayarkan.

Koordinator Wilayah (Korwil) Nasabah Bumiputera Yogyakarta Diana Kumalasari mengatakan, pihaknya sudah empat kali menghadap kepada Kepala Kantor Wilayah Bumiputera DIY untuk menanyakan kejelasan pembayaran klaim asuransi selama ini.

"Tapi ya jawabannya mengambang. Tidak ada kejelasan sama sekali," katanya, saat ditemui Tribun Jogja.

Mayoritas Berstatus Zona Kuning dan Hijau, Hanya Satu RT di Sleman Masuk Zona Oranye Covid-19

Ia menambahkan, pihak korwil nasabah kembali dijanjikan akhir Februari ini dari Bumiputera Pusat akan memberikan jawaban terkait kondisi manajemen perusahaan.

Apabila setelah Februari belum ada kejelasan, Diana akan menempuh jalur hukum lantaran pihak Bumiputera termasuk wanprestasi.

"Ya ke depan kami akan membuat surat pernyataan bermaterai kepada Bumiputera yang intinya mendesak untuk dilakukan pembayaran segera," tambahnya.

Diana menjelaskan, total nasabah Bumipetera se DIY sebanyak 545 orang.

Dengan total klaim yang belum turun senilai Rp 8 miliar.

Klaim tersebut beragam antara lain, klaim habis kontrak, klaim penebusan, klaim meninggal dunia, dan klaim kelangsungan dana pendidikan.

Diana menerangkan, rata-rata klaim nasabah tidak dapat turun sejak tahun 2017 ketika perusahan asuransi mutual tersebut mulai ganjang-ganjing secara manejemen maupun secara finansial.

"Harapannya Bumiputera bisa memperbaiki manajemennya yang amanah. Karena sekarang banyak yang nakal. Kasihan itu uangnya tidak bisa diambil, pendidikan anak jadi kacau," terang Diana

Diana mengetahui klaim para nasabah tidak bisa diambil dari media sosial.

Akan tetapi menurutnya pihak perusahaan mencoba menutup-nutupi berita yang beredar tersebut.

"Agennya bilang hoax, padahal ya kondisinya seperti sekarang ini. Dan ternyata benar, saya sudah empat kali ke sini belum ada kejelasan kapan uang kami akan turun," tegas dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved