Buah Bibir
Alvionita Rani Punya Kesibukan Pantengin Iklan, Beda dari yang Lain
Jika sebagian besar orang malas melihat iklan dan memilih untuk segera memindah kanal televisi atau menggeser lini masa, beda halnya
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jika sebagian besar orang malas melihat iklan dan memilih untuk segera memindah kanal televisi atau menggeser lini masa, beda halnya dengan Alvionita Rani.
Perempuan kelahiran 1995 itu justru setiap hari menonton dan memperhatikan iklan.
Apabila ada iklan di televisi, dia akan menonton.
Jika iklan itu di media sosial, perempuan yang akrab disapa Vio itu akan memperhatikan dengan seksama.
“Kerjaan aku itu memang memperhatikan iklan. Kadang kalau lihat iklan di media sosialku, aku screenshoot,” buka Vio kepada Tribun Jogja, Jumat (5/2/2021).
• Pakar UGM Jelaskan Penyebab Kerusakan DAM Mergangsan Kota Yogyakarta
Namun, iklan yang dimaksud bukan sembarang iklan.
Ternyata, Vio akan memperhatikan jika produk yang diiklankan merupakan merek kompetitor dari brand yang sedang ia kerjakan.
Pekerjaan Vio memang cukup baru di dunia periklanan, yakni sebagai content writer dan copy writer.
Singkatnya, ia mengajak orang untuk tertarik dengan produk yang sedang ia iklankan hanya dengan ajakan kata, konten atau video.
Mau tidak mau, perempuan alumni Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta (UPNVY) itu harus mengikuti banyak akun media sosial milik kompetitor.
Hal ini ia lakukan agar iklan milik kompetitor bisa terlihat di lini masa akun miliknya dan bisa dijadikan bahan untuk membuat pencitraan brand yang sedang ia pegang.
“Misalnya, aku lagi pegang brand minyak goreng, maka aku harus lihat kompetitornya bagaimana. Ternyata, mi goreng sebelah lagi branding ada vitaminnya, yang sebelah anti hitam, nah kita pakai branding yang tidak dibicarakan mereka,” ucapnya lagi.
Tidak heran, sehari-hari, Vio hampir selalu memegang gawai untuk mencari referensi apa yang bisa ia kerjakan.
Bahkan, dalam sebulan, Vio bisa menghabiskan 20 GB kuota untuk mencari celah produk-produk kompetitor di lini masa media sosial.
“Sering baca headline iklan apapun untuk menambah kosakata, tahu situasi. Jangan sampai pas menunggangi suatu momen seperti brand tas kemarin, malah salah kaprah,” ungkapnya sembari tertawa.