Pendidikan

Mahasiswa FMIPA UNY Ciptakan Sabun Antibakteri Berbahan Baku Daun Jarak dan Jelantah

Mahasiswa FMIPA UNY Ciptakan Sabun Antibakteri Berbahan Baku Daun Jarak dan Jelantah

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNY pencipta sabun antibakteri berbahan baku daun jarak dan jelantah 

Sampel minyak ditambahkan adsorben sebanyak 7,5 persen berat minyak dan diaduk selama 30 menit dan didiamkan selama 72 jam.

Minyak goreng kemudian disaring kembali untuk dipisahkan dari adsorben. 

Untuk esktraksi, daun jarak dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian daun yang telah kering digiling hingga berbentuk serbuk. Serbuk sebanyak 500 gr direndam dalam etanol 95 persen. 

Sampel direndam selama 3x24 jam dan diaduk setiap 24 jam satu kali. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 70 derajat C dengan kecepatan 100 rpm. 

Langkah terakhir, pembuatan sabun. Minyak goreng sebanyak 60 gr dipanaskan pada suhu 40 derajat C.

Ditambahkan larutan NaOH 30 persen sebanyak 30 ml dan diaduk selama 20 menit.

Ke dalam adonan, ditambahkan 10 ml gliserin, 1 ml minyak esensial, dan ekstrak daun jarak pagar dengan konsentrasi yang telah ditentukan dalam akuades 50 ml. Kemudian, adonan didinginkan dan dicetak.

Hafiizhoh Hanafia menjelaskan, sabun yang dihasilkan merupakan jenis sabun padat yang diperuntukkan sebagai sabun cuci tangan.

"Ekstrak daun jarak yang ditambahkan memberikan efek anti bakteri, sehingga sabun ini baik digunakan untuk menunjang kebersihan dan kesehatan," ujarnya. 

Baca juga: Registrasi Akun LTMPT Ditutup Hari Ini Pukul 15.00 WIB, Berikut Panduan Registrasi dan Verifikasi

Adapun kelayakan sabun diuji berdasarkan SNI 06-3532-1994 untuk mengetahui karakter fisik dan kimia sabun, sehingga aman untuk digunakan. 

Hafiizhoh melanjutkan, sabun ini diuji dengan uji fitokimia, organoleptik, kadar air, derajat keasaman, kadar alkali bebas, penentuan jumlah busa, dan anti bakteri. 

Hasil uji fitokimia menunjukkan, pada sampel mengalami perubahan warna menjadi hijau kebiruan, hal tersebut menunjukkan adanya senyawa fenol.

Perubahan warna larutan menjadi warna merah jingga menunjukkan adanya flavonoid. Timbulnya warna hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa tanin. 

Pada uji saponin dapat diamati bahwa terbentuk buih dan tidak hilang selama 10 menit 1-10 cm yang menunjukkan adanya saponin.

Aktivitas anti bakteri dari sabun yang dihasilkan diuji pada bakteri Staphylococus aureus dan Escherichia coli dengan cara mengukur zona bening. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved