DPKP DIY Permintaan Pangan di DI Yogyakarta Mengalami Penurunan Selama Pandemi
Pengaruh pandemi membuat permintaan pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pengaruh pandemi membuat permintaan pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan.
Penurunan pangan selaras dengan merosotnya nilai tukar petani (NTP).
Berdasarkan data BPS DIY mencatat NTP pada Januari 2021 mencapai angka 99,20 persen atau turun 0,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 99,71 persen.
Penyumbang penurunan terbesar datang dari sektor perkebunan rakyat dan tanaman pangan masing-masing 1,57 persen dan 0,47 persen.
Baca juga: DPRD DIY Soal Donor Plasma Konvalesen: Pemda Jangan Cuma Iklan, Tapi Aktif Menawarkan
Sedangkan, subsektor yang mengalami kenaikan, yaitu hortikultura sebesar 1,95 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,10 persen.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syam Arjayanti membenarkan terjadinya penurunan permintaan pangan selama pandemi.
"Penurunan terjadi akibat rendahnya permintaan dan daya beli masyarakat. Hal ini pun dibarengi belum optimalnya belanja pemerintah pada awal tahun 2021 lalu. Sehingga, komoditi terutama oangan belum terserap seutuhnya," jelasnya kepada Tribun Jogja, pada Senin (01/02/2021).
Sementara itu, ia melanjutkan, selain penurunan pangan indeks harga yang diterima petani juga mempengaruhi pembelian di pasar.
Terutama untuk komoditi palawija yang harganya sempat terpuruk atau rendah.
Baca juga: Potensi Longsor Susulan di Prambanan, BPBD Sleman Siapkan Bantuan Bronjong
"Aktivitas ekonomi umumnya masih rendah. Tentu imbasnya turut dirasakan para petani," terangnya.
Memasuki awal Februari, beberapa komoditi juga telah mengalami deflasi harga seperti, telur dan daging ayam ras.
Harga telur ayam yang biasanya Rp19 ribu per kilogram kini hanya Rp15 ribu per kilogramnya.
Sedangkan, daging ayam ras yang biasanya mencapai Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 18 ribu per kilogram.
"Kemungkinan terjadinya penurunan harga yang signifikan akibat tidak seimbangnya permintaan dan persediaan produk. Pemicunya bisa saja berasal dari daya beli masyarakat yang cenderung lemah," urainya. (ndg)