BPBD Bantul Menyebut Potensi Banjir di Bantul Merata
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebut banjir dapat terjadi di Kabupaten Bantul.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebut banjir dapat terjadi di Kabupaten Bantul.
Sebab Kabupaten Bantul dilewati sungai besar di DIY, seperti Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Gajah Wong, dan Sungai Code.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan potensi banjir di Kabupaten Bantul merata, termasuk daerah perkotaan.
Baca juga: RAMALAN ZODIAK 1 Februari 2021 : Peruntungan 12 Horoskop Lengkap Senin Besok
Namun demikian, sifat banjir di Kabupaten Bantul adalah seperti genangan.
Sehingga tidak merendam dalam waktu yang lama.
"Banjir di Bantul itu dari luapan sungai, sifatnya ya genangan. Tidak sampai merendam berhari-hari. Pengalaman tahun 2017, banjir paling besar. Dalam satu hari sudah surut, paginya sudah surut," katanya, Minggu (31/01/2021).
"Karena Bantul paling pojok ya, jadi air luapan itu bisa langsung mengalir ke pantai. Sehingga bisa langsung surut dan tidak merendam rumah warga. Tetapi sepanjang laut tidak pasang, kalau dalam kondisi pasang tentu ada perlambatan," sambungnya.
Untuk mengantisipasi banjir, pihaknya selalu berkomunikasi dengan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Sebab hulu sungai besar tersebut dari Kabupaten Sleman, mengalir melalui Kota Yogyakarta, bermuara ke Kabupaten Bantul.
Baca juga: Satu dari Empat Terapi Plasma Konvalesen di Kabupaten Magelang Berhasil Dilakukan
Dalam komunikasi, BPBD Kabupaten Bantul menggunakan Handy Talkie (HT).
Melalui HT tersebut, BPBD Kabupaten Bantul dapat memantau potensi banjir di wilayah Bantul.
"Kami komunikasi dengan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Kalau misalnya Bantul tidak hujan, tetapi Sleman hujan deras, bisa saja banjir. Jadi kami lakukan komunikasi terus," ujarnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama di tengah musim penghujan.
Saat musim hujan, bencana hidrometeorologi bisa terjadi.
Tak hanya banjir, potensi bencana hidrometeorologi lain adalah tanah longsor.
Untuk itu, warga yang berada di daerah rawan longsor harus memahami perubahan di lingkungan sekitar.
Sebab perubahan di lingkungan sekitar bisa menjadi tanda-tanda longsor. (maw)