Erupsi Gunung Merapi
Pertama Kali Mengungsi, Anak-Anak Pengungsi Merapi di Purwobinangun Terlihat Ceria
Mereka selalu tersenyum dan memaknai mengungsi bukanlah musibah, melainkan waktu untuk bermain.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Sementara, Isna (9) lebih tua dari mereka dan sudah duduk di kelas 4 SD.
“Kalau aku di SD Muhammadiyah 2 Pakem di Ngepring itu lho,” tambah Isna nimbrung dalam pembicaraan.
Mereka terlihat sangat aktif menyusuri setiap bilik.
Bahkan, bagian belakang gedung, yang merupakan kamar mandi, tak luput dari perhatian mereka.
Hanya saja, mereka tidak berani keluar karena hujan masih belum reda.
“Kene wae lah, udan, adem (Sini saja, hujan dan dingin),” tutur Putra mengomando.
Keduanya seperti menurut pada Putra dan kembali berlarian di dalam barak.
Kebahagiaan mereka menarik lebih banyak anak-anak untuk ikut nimbrung.
Ada 3-4 anak ikut berlarian ke sana kemari bersama Putra dan kawan-kawan.
Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi: Warga Turgo Sleman Diminta Turun, Mengungsi Sementara
“Aku iso wae ngomong gurune nek lagi ngungsi, dadi ora sekolah (aku bisa saja bilang ke guruku kalau aku lagi mengungsi, jadi enggak sekolah),” ungkap Putra lagi sambil tertawa-tawa.
Paskalis yang sejak tadi diam sambil meringis menganggukkan kepala, tanda ia juga akan mengatakan hal yang sama kepada gurunya.
“Eh tapi guruku ketoke ya ngungsi (tapi, guruku juga sepertinya mengungsi),” kata Paskalis yang akhirnya mengeluarkan suara.
Mereka tidak tahu sampai kapan akan berada di pengungsian.
Namun sepertinya, tiada hari tanpa bercanda.
“Pokoke seneng, yo meneh yo (Pokoknya senang, yuk lagi yuk),” tambah Putra sembari mengajak teman-temannya bermain pedang-pedangan dari stereofoam bekas. ( Tribunjogja.com )