Pengamat Sepak Bola: Pembatalan Liga Bukti PSSI Tidak Mampu Menjalankan Tata Kelola Sepak Bola
Pengamat sepak bola, Fajar Junaedi, menilai federasi sepak bola Indonesia, PSSI tidak mampu menjalankan tata kelola sepak bola.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pengamat sepak bola, Fajar Junaedi, menilai federasi sepak bola Indonesia, PSSI tidak mampu menjalankan tata kelola sepak bola.
"Bahkan terjadi mulai di tingkat perencanaan," kata Fajar saat dihubungi Tribun Jogja, Kamis (21/1/2021).
Akibat dari ketidakmampuan itu, terjadi pengunduran yang berulang dan berlarut, hingga berdampak pada ketidakpastian yang merugikan stakeholders sepak bola.
Ia juga melihat PSSI tidak mampu meyakinkan pihak kepolisian untuk memberikan izin penyelenggaraan kompetisi.
Baca juga: Dinkes Sleman: Bupati Sri Purnomo Bukan Menjadi Positif Covid-19 Karena Disuntik Vaksin
Baca juga: Tujuh Hari Setelah Divaksin, Hari Ini Bupati Sleman Sri Purnomo Umumkan Dirinya Positif Covid-19
Sehingga klub menjadi pihak yang paling dirugikan, pasalnya ketidakpastian itu disebabkan oleh kebijakan PSSI, demikian juga dengan para pemain, official, dan sponsor.
Klub tetap harus membayar gaji kepada pemain, official dan pelatih, selama mandegnya kompetisi 2020.
Namun klub tidak menerima pemasukan sama sekali dari pihak sponsor, karena tidak ada kegiatan apapun.
"Seharusnya, keputusan pembatalan Liga diberikan sejak awal," kata Fajarjun sapaan akrabnya.
Padahal, di belahan negeri lain, kompetisi liga sepak bola kembali digulirkan meski di tengah pandemi.
Liga-liga eropa menjadi bukti bahwa tata kelola sepak bola di sana sudah berlangkah-langkah lebih maju.
Jerman dengan Bundesliga resmi digelar kembali bulan Mei 2020, diikuti Liga Spanyol Juni 2020, kemudian disusul Liga Inggris dan Italia setelahnya.
Federasi dan pemerintah mengelola secara baik krisis yang melanda seluruh negeri, cepat menganalisis dan mengambil tindakan untuk menggulirkan liga kembali.
Semua syarat protokol kesehatan dipenuhi.
Baca juga: Tak Ada Gugatan Sengketa, KPU Bantul Segera Lakukan Penetapan Paslon Terpilih Pilkada 2020
Baca juga: Mengenal Sosok Charly, Bule Belanda yang Viral karena Jual Bakso Mie Ayam Telolet di Yogyakarta
Swab tes jadi langganan para pemain setiap minggu. Para suporternya tertib, tidak ada yang datang satu pun ke stadion.
Secara keseluruhan PSSI dinilai tidak profesional dalam mengemban amanah tata kelola sepak bola Indonesia.