Erupsi Gunung Merapi

BPPTKG Sampaikan Kondisi Terkini Gunung Merapi di Masa Erupsi Efusif, Ini Penjelasannya 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi saat ini telah memasuki

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Ahmad Syarifudin
Kepala BPPTKG Hanik Humaida, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto, saat menyampaikan kondisi Gunung Merapi di Pendopo Parasamya Sleman, Selasa (19/1/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi saat ini telah memasuki fase erupsi efusif sejak 4 Januari 2021.

Fase erupsi efusif ini ditandai dengan keluarnya magma atau lava pijar ke permukaan bumi secara perlahan atau meleleh tanpa disertai ledakan. 

"Saat ini, Merapi sudah memasuki fase erupsi efusif sejak tanggal 4 Januari 2021. Fase di mana magma keluar secara pelan-pelan atau leleran saja. Nah ini, dikarenakan konten gas-nya kecil sehingga magma menuju ke permukaan dengan meleleh saja," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, saat menyampaikan kondisi Gunung Merapi, seusai rapat koordinasi bersama BPBD, Penewu, dan Lurah area terdampak, di Pendopo Parasamya Sleman, Selasa (19/1/2021). 

Baca juga: Tak Tahan Menanggung Malu, Mahasiswi Magang di Magelang Cekik Leher Bayinya Hingga Tewas di Toilet

Baca juga: BPBD Kabupaten Magelang Belum Buka Opsi Desa Pengungsi Baru 

Luncuran awan panas terjauh dari erupsi saat ini terjadi pada 19 Januari 2021, dengan jarak 1.800 meter.

Hanik mengungkapkan, luncuran tersebut masih terbilang pendek atau kecil. Kendati, tetap harus diwaspadai. 

Ia menjelaskan, dengan adanya magma yang sudah menuju ke permukaan maka aktivitas seismisitas atau sebaran kegempaan bersifat internal seperti vulkanik dangkal, yang awalnya ratusan, saat ini sudah menurun drastis.

Begitu juga deformasi di bagian puncak.

Sejak tanggal 1 Januari, pada mulanya mengalami pemendekan 21 cm/hari.

Saat ini sudah menurun drastis, bahkan kurang dari 2 cm/hari. 

Gunung di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah itu kini sudah mulai mengeluarkan lava pijar.

Berdasarkan data yang ada, menurut Hanik, potensi bahaya Merapi beralih dari sebelumnya di wilayah tenggara, saat ini ada disisi selatan dan barat daya.

Meliputi, Sungai Kuning, Boyong, Bebeng, Krasak dan Putih. 

"Ancaman bahaya dari puncak, masih sejauh 5 kilometer," papar Hanik 

Ia memastikan, kapasitas sungai di wilayah ancaman bahaya masih sangat cukup untuk menampung guguran material vulkanik.

Sebab, pertumbuhan kubah lava saat ini rendah hanya sekitar 8 ribu meter kubik/hari.

Padahal, pada erupsi Merapi sebelumnya, tahun 2018 pertumbuhan kubah lava mencapai 30 ribu meter kubik/hari.

Pada 2006 pertumbuhan kubah lava 70 ribu meter kubik per hari.

Baca juga: Perbaiki Sistem Pelaporan Ketersediaan Tempat Tidur di RS, Gugas Covid-19 DIY akan Aktifkan SPGDT

Baca juga: Bangun Masjid, SMAN 1 Wonosari Gunungkidul Dapat Bantuan Pihak Swasta

Bahkan, setelah gempa bisa mencapai 100 ribu meter kubik perhari. 

"Jadi, sekarang ini erupsi dengan pertumbuhan kubah lava yang termasuk rendah," tuturnya. 

Pengungsi Tunggu Kebijakan 

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menyampaikan, meski Gunung Merapi sudah memasuki erupsi efusif dan ancaman telah bergeser ke arah selatan dan barat daya, pihaknya belum mengizinkan kepada para pengungsi untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Sebab, masih akan dilakukan kajian. Apalagi, Pemkab Sleman masih memberlakukan kebijakan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) pada tanggal 11-25 Januari 2021. 

"Pemkab Sleman akan membuat kebijakan setelah 25 Januari 2021. Akan ada surat dari Bupati kepada warga masyarakat. Kembali atau tetap di pengungsian. Sebab, siapapun tidak ada yang bisa memastikan bahwa kondisi saat ini aman," tuturnya. (Rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved