Terdampak Kebijakan PSTKM, Pariwisata di Gunungkidul Seakan Kembali Seperti Awal Pandemi Covid-19

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto, menyebut dampak penerapan PSTKM ini "luar biasa" di sektor usaha

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pelaksanaan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dianggap berdampak negatif pada sektor pariwisata Kabupaten Gunungkidul.

Dampaknya langsung dirasakan sepekan sejak PSTKM diberlakukan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto, menyebut dampak penerapan PSTKM ini "luar biasa" di sektor usaha.

"Omzet semua tempat usaha para anggota drop semua selama PSTKM ini," katanya dihubungi pada Senin (18/01/2021).

Baca juga: Jaga Kesuburan Tanah, RPT Gunungkidul Ajak Petani Basmi Hama dengan Bahan Alami

Baca juga: Masih Masa PSTKM, Disdikpora Gunungkidul Pilih Tunda Penerapan Belajar Tatap Muka

Sunyoto mengklaim penurunan omset pelaku usaha jasa pariwisata (UJP) mencapai 90 persen.

Pasalnya tempat usaha tetap buka namun kunjungan terbilang sangat minim.

Menurutnya, "dalang" anjloknya omset adalah pembatasan waktu operasional hingga kapasitas bagi tempat usaha selama PSTKM. Syarat non-reaktif Rapid Antigen test juga jadi penyebab.

"Bagi kami yang usahanya 90 persen bergantung pada wisata tentu sangat terasa dampaknya," ujar Sunyoto.

Petugas mencegat kendaraan plat luar Gunungkidul dan DIY pada Sabtu (16/01/2021) di perbatasan wilayah Kapanewon Semin.
Petugas mencegat kendaraan plat luar Gunungkidul dan DIY pada Sabtu (16/01/2021) di perbatasan wilayah Kapanewon Semin. (Istimewa)

Tak jauh berbeda, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran, Mursidi, menyebut kunjungan wisata di sana turun hingga separuhnya.

Sebagai contoh, Minggu (17/01/2021) tercatat ada 411 kunjungan.

Ia mengatakan angka tersebut anjlok dibanding pra PSTKM. Sebab angka kunjungannya saat itu bisa mencapai 800 hingga 900 wisatawan, meski di masa Tahap Uji Coba Terbatas.

"Kebanyakan pengunjung kami dari luar DIY, jadi penurunannya begitu terasa kemarin," kata Mursidi.

Ia mengatakan komposisi pengunjung Nglanggeran biasanya 50 persen dari luar DIY dan 50 persen lokal.

Baca juga: Sepekan PSTKM, Kasus Baru dan Pasien Meninggal Dunia Positif COVID-19 di Gunungkidul Masih Tinggi

Baca juga: Aparat Lakukan Penyekatan di Semin Gunungkidul, 18 Kendaraan Plat Luar Diminta Putar Balik Arah

Syarat Rapid Antigen Test rupanya membuat wisatawan dari luar wilayah enggan datang.

Menurut Mursidi, aktivitas wisata di Nglanggeran sebenarnya kembali tumbuh sebelum PSTKM.

Meski tahap Uji Coba, angka kunjungan wisata di sana cenderung meningkat dan membaik.

"Sejak PSTKM, situasi wisata seakan kembali seperti awal pandemi," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved