Kabupaten Sleman
Sudah Hafal dengan Karakter Merapi, Warga Tritis dan Ngandong Masih Jalani Aktifitas Seperti Biasa
Aktivitas warga di Dusun Tritis - Ngandong, Kalurahan Girikerto, Turi, Sleman masih berjalan normal.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas warga di Dusun Tritis - Ngandong, Kalurahan Girikerto, Turi, Sleman masih berjalan normal, seiring potensi ancaman bahaya Gunung Merapi yang bergeser ke arah barat daya.
Pantauan Tribunjogja.com di lokasi, warga masih melakukan aktivitas seperti biasanya.
Akan tetapi mereka telah siap - siaga apabila sewaktu-waktu Gunung di perbatasan DIY- Jateng itu erupsi dan memaksa warga mengungsi.
"Aktivitas warga normal, masih biasa, tapi kami sudah siap siaga," kata Ketua RT 6, Tritis - Ngandong, Riyanta, ditemui di rumahnya, Senin (18/1/2021).
Rumah Riyanta berjarak sekitar 6-7 kilometer dari puncak Merapi.
Diakuinya, sejauh ini belum ada intruksi dari Pemerintah Kabupaten Sleman untuk mengungsi.
Namun, kata dia, semenjak Merapi dinaikkan statusnya menjadi Siaga (level III) pada 5 November 2020, sudah ada imbauan kepada warga, agar selalu siap-siaga dengan mempersiapkan dokumen, maupun surat-surat berharga di dalam tas.
Sehingga, apabila sewaktu-waktu Gunung Merapi erupsi bisa langsung dibawa untuk diselamatkan.
Dari 85 Kepala Keluarga yang ada di Dusun Tritis, Riyanta mengungkapkan sudah dilakukan pendataan.
Baca juga: Maestro Sidik W Martowidjojo Melukis untuk Amal: Keheningan Merapi Terpancar dari Embung Kaliaji
Baca juga: Arah Luncuran Lava Pijar ke Barat Daya BPBD Sleman Belum Instruksikan Warga Barat Merapi Mengungsi
Mulai dari warga yang masuk kategori kelompok rentan, seperti Lansia (lanjut usia), difabel, perempuan hamil- menyusui, maupun anak-anak.
Termasuk, pendataan terhadap ternak dan kendaraan milik warga.
Untuk sementara ini, kata dia, warga sudah mendapat imbauan agar jangan mencari rumput mendekati radius jarak 5 kilometer dari puncak, dan menghindari aktivitas di sepanjang aliran sungai.
Sebab, selain lava pijar dan awan panas, warga juga diminta mewaspadai terhadap ancaman lahar dingin.
Menurutnya, pada fase erupsi Merapi tahun 1994, 2006, dan 2010, lahar dingin Merapi menerjang melewati Sungai Bedog.
"Sungai Bedog ini lokasinya cukup dekat dengan pemukiman warga," tuturnya.
Lanjutnya, Riyanto mengungkapkan, mayoritas warga Tritis - Ngandong sebenarnya sudah hafal ketika Merapi akan erupsi.
Karena, warga sudah lama bahkan bertahun-tahun tinggal di lerengnya. Tanda-tanda alam itu, kata dia, seperti terdengar gemuruh kencang dari puncak, dan terlihat mengeluarkan awan panas disertai dengan kilat.
"Warga di sini sudah lama bergaul dengan Merapi. Mayoritas sudah mengerti soal tanda-tanda itu. Yang penting jangan panik," ujar dia.
Terpisah, salah satu warga Tritis Slamet Sefanto berharap Merapi segera membaik. Kakek 61 tahun itu setiap hari mengaku masih melakukan aktivitas normal seperti biasa.
Bertani dan mencari rumput untuk ternak. Namun, karena Merapi berstatus siaga, Ia tidak berani mencari rumput mendekat ke arah puncak.
"Aktivitas masih normal. Bertani, kadang juga mencari rumput. Tapi, sekarang yang deket-deket saja," ucap dia.
Diketahui, BPBD Kabupaten Sleman sebelumnya mengungkapkan, pemukiman warga di wilayah barat yang terdekat dengan puncak seperti Turgo, Tritis Ngandong, dan Tunggularum masih di luar jarak bahaya ancaman Gunung Merapi.
Sebab, berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), daerah ancaman bahaya berada di 5 km dari puncak gunung.
Meski belum ada Intruksi mengungsi, warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)