Patok Tol Tol-Yogyakarta Bawen Wilayah Sleman Ditarget Selesai Maret 2021

Proyek pembangungan Tol-Yogyakarta Bawen bakal memasuki tahap pemasangan patok pada lahan terdampak.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
KemenPUPR
Peta Jalan Tol Yogyakarta-Solo yang melewati Selokan Mataram di wilayah Sleman 

"Belum ada IPL kalau belum masuk (DED) kami belum bisa memproses," jelasnya.

Ketua Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas Semarang-Jogja Heru Budi Prasetyo menambahkan, pada 19 Januari 2020 rencananya juga akan dilakukan seremonial pemasangan patok oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Setelahnya itu (seremoni) baru ada pemasangan patok. Dimulai dari Desa Banyurejo," ungkapnya.

Dia menambahkan, proyek pembangunan itu membutukan sekitar 915 bidang tanah. Namun Heru memprediksi jumlah bidang tanah yang terdampak bakal bertambah.

Kendati demikian penambahan jumlah bidang terdampak tersebut tidak akan menambah luas lahan yang dibutuhkan.

"Sebelum diukur BPN (Badan Pertanahan Nasional) kan belum tahu. Nanti setelah diukur BPN kan baru ketahuan finalnya. Perubahan bidang, iya (berubah) tapi luasan tidak," paparnya.

Apa Kata Dewan

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus menjalin komunikasi dengan seluruh masyarakat yang terdampak proyek jalan bebas hambatan.

"Perbaikilah komunikasi dengan masyarakat yang terpakai tanah-tanahnya itu. Sehingga komunikasi dan sosialisasi itu jadi sangat penting," terang Huda kepada Tribun Jogja pada Minggu (17/1/2021).

Huda melanjutkan, pasca pematokan akan dilanjutkan proses penilaian harga tanah oleh tim appraisal. Pada tahapan ini, proses komunikasi antar dua belah pihak menjadi penting.

"Agar masyarakat mendapatkan ganti untung jangan ganti rugi dan kemudian diappraisal dengan baik. Komunikasinya mesti lancar," paparnya.

Lebih jauh, jika tahap pembangunan telah dilalui, Huda mengusulkan agar masyarakat Yogya tak ditempatkan sebagai penonton.

"Misalnya exit toll sebagai tempat yang strategis atau tempat lain bisa diisi oleh masyarakat dari Yogya. Misalnya UMKM. Agar ikut merasakan dampak dari pembangunan," jelasnya.

Sejak tahap perencanaan, Huda mengusulkan agar pembangunan diintegrasikan dengan masyarakat sekitar, sehingga pembangunan akan benar-benar memberi manfaat.

"Jadi jangan sampai ketika ada tol warga setempat hanya lihat tol dan mobi-mobilnya saja. Tapi juga bisa merasakan manfaatnya," tuturnya. ( Tribunjogja.com | Yuwantoro Winduajie )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved