Bisa Menurunkan Angka Harapan Hidup Hingga 10 Tahun, Inilah Gejala Khusus Penyakit Diabetes Tipe 2

Sebuah laporan yang disajikan Diabetes UK pada 2010, bahkan disampaikan bahwa Diabetes Tipe 2 dapat menurunkan harapan hidup hingga 10 tahun.

Editor: Rina Eviana
(SHUTTERSTOCK/Proxima Studio)
Ilustrasi tes kadar gula darah, penyakit diabetes 

Tribunjogja.com - Sebelum terlambat, sebaiknya kita perlu memahami dan mengenali gejala khusus Penyakit Diabetes Tipe 2.

Penyakit Diabetes Tipe 2 tak bisa disepelekan. Sebagaimana diketahui, Diabetes tak bisa disembuhkan. Penyakit ini hanya bisa dikontrol.

Selain itu dalam sebuah laporan yang disajikan Diabetes UK pada 2010, bahkan disampaikan bahwa Diabetes Tipe 2 dapat menurunkan harapan hidup hingga 10 tahun.

Sementara, penyakit Diabetes tipe 1 bisa mengurangi harapan hidup penderita rata-rata hingga 20 tahun.

Ilustrasi luka diabetes di kaki
Ilustrasi luka diabetes di kaki (Shutterstock/ROOMPHOTO)

Penyakit Diabetes Tipe 2 biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun, tetapi bisa juga timbul pada usia di atas 20 tahun.

Penyakit Diabetes banyak tak dipahami orang. Sebagian orang masih menyangka bahwa penyakit Diabetes hanya satu jenis.

Dengan demikian, mereka pun pada akhirnya berpikir bahwa asal ada obat tertentu yang bisa menurunkan kadar gula darah, sudah cukup mengonsumsi obat tersebut dan kemudian menganjurkannya kepada orang lain.

Jadi, penting kiranya bagi siapa saja mengenal macam-macam penyakit iabetes. Berdasarkan penyebab dan katakteristik kondisinya, Diabetes bisa dibagi menjadi dua macam, salah satunya yakni Diabetes Tipe 2.

Baca juga: Jangan Pasrah, Lakukan 7 Tips Ini Agar Penderita Diabetes Panjang Umur

Dibetes Tipe 2 lebih sering diderita

dr. Hans Tandra, Sp.PD-KEMD, dalam buku karyanya berjudul Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes (2017) menjelaskan, Dibetes Tipe 2 adalah jenis Diabetes yang paling sering dijumpai.

Bahkan, 90-95 persen penderita Diabetes adalah Diabetes Tipe 2.

Penyakit Diabetes Tipe 2  ini biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun, tetapi bisa juga timbul pada usia di atas 20 tahun.

Pada Diabetes Tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinnya buruk sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan gula ke dalam sel.

Akibatnya, gula dalam darah pun meningkat. Penderita Diabetes jenis ini biasanya tidak perlu tambahan suntikan insulin dalam pengobatannya.

Ilustrasi
Ilustrasi (dok.istimewa)

Tetapi, mereka memerlukan obat untuk memperbaiki fungsi insulin itu, termasuk menurunkan gula dan memperbaiki pengolahan gula di hati.

Selain karena kualitas Insulin buruk, Diabetes Tipe 2 bisa terjadi karena sel-sel jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah.

Keadaan tersebut umumnya terjadi pada pasien yang gemuk atau mengalami obesitas. Sama halnya dengan Diabetes tipe 1, Diabetes Tipe 2 juga memiliki nama lain, seperti non isnulin-dependent diabetes atau adult-onset diabetes.

Baca juga: Kerap Dianggap Biasa, Padahal 5 Tanda Ini Merupakan Gejala Diabetes

Namun, kedua istilah ini juga kurang tepat karena diabetes tipe dua juga membutuhkan pengobatan dengan insulin dan bisa timbul pada usia remaja juga.

Gejala khusus Diabetes Tipe 2

Dalam Buku Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus (2014) karya Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M.S., dkk., dijelaskan sebagaian besar penderita Diabetes Tipe 2 tidak mengalami penurunan berat badan.

Bahkan, penderita Diabetes jenis ini bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, akan timbul gejala berupa sering berkemih dan sering merasa haus, tetapi jarang ketoasidosis.

Ketoasidosis diabetikum adalah gejala pada penderita Diabetes secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan.

Baca juga: Penderita Diabetes Boleh Makan Nasi Putih, Asalkan Perhatikan Hal Ini

Jika kadar gula darah sangat tinggi, sampai lebih dari 1.000 mg/dl, penderita biasanya akan mengalami dehidrasi berat yang bisa menyebabkan, antara lain:

-Kebingungan mental

-Pusing

-Kejang

-Koma hiperglikemik-hiperosmolar nonketotik

Penyababnya bisa jadi adalah stres, infeksi, atau obat-obatan. Gejala lain yang mungkin ditimbulkan, antara lain:

-Kesemutan

-Gatal

-Mata kabur

-Impotensi pada pasien pria

-Pruritus vulvae pada pasien wanita

Pada penderita yang tidak begitu berat, peningkatan gula darahnya bisa tidak begitu mencolok sehingga harus dilakukan tes toleransi terhadap glukosa.

Tes ini berguna untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved