Sederet Fakta di Balik Kerusuhan di Gedung Capitol AS: Klaim Donald Trump hingga 4 Orang Tewas
Pendukung Donald Trump menggelar unjuk rasa yang intinya menuntut kongres AS membatalkan kemenangan presiden terpilih AS, Joe Biden
TRIBUNJOGJA.COM - Massa pendukung presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerbu gedung Capitol AS pada Rabu (6/1/2021) siang waktu setempat.
Pendukung Donald Trump menggelar unjuk rasa yang intinya menuntut kongres AS membatalkan kemenangan presiden terpilih AS, Joe Biden, dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS.
Aksi massa tersebut dilakukan saat kongres AS akan bersidang terkait hasil Pilpres AS yang telah selesai digelar.
Baca juga: RESMI, Kongres AS Sahkan Joe Biden Jadi Presiden Terpilih Gantikan Donald Trump
Baca juga: Trump Tak Lagi Bisa Kirimkan Pesan untuk Pendukungnya di AS
Kerusuhan pun tak terelakkan antara massa pendukung Donald Trump dengan aparat keamanan.
Berikut sederet fakta di balik kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol AS tersebut.
Klaim Donald Trump

Ribuan pendukung Trump juga menggelar aksi unjung rasa di luar Gedung Putih, di mana Trump juga menyampaikan pidato.
Ia berupaya menekan Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin sidang sertifikasi hasil pemilu presiden di Kongres hari Rabu.
Trump pada Rabu pagi sempat berpidato di depan ribuan pendukungnya di Washington, sebelum mereka menuju ke Gedung Capitol.
Dalam pidatonya, Trump kembali mengulang pernyataannya, “tidak akan mengakui kekalahannya.”
Sementara para wakil rakyat berkumpul di Capitol untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS berikutnya.
Di atas panggung dengan latar belakang Gedung Putih, Trump mengulangi klaim-klaim yang tidak bisa dibuktikan bahwa pemilu kali ini “dicuri” dan ia menang “telak.”
Sidang Kongres AS

Kongres Amerika Serikat (AS) sedianya akan bersidang pada Rabu siang (6/1/2021) untuk mensertifikasi hasil pemilu presiden 3 November 2020 lalu.
Dalam sidang di Kongres Rabu (6/1/2021), para anggota Kongres berkumpul untuk mengukuhkan perolehan kursi elektoral yang dimenangkan oleh Joe Biden.