PSTKM

Diprediksi Akan Terdampak Kebijakan PSTKM DI Yogyakarta, Begini Kondisi Bus Pariwisata Saat Ini

"Sebetulnya, pada bulan Desember teman-teman dari bus pariwisata sudah mandeg," katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Kamis (7/1/2021).

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
BUS PARIWISATA 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas Perusahaan Otobus (PO) pariwisata saat ini mandeg.

Pasalnya kebijakan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) akan diberlakukan di DI Yogyakarta.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda), Hantoro. 

"Sebetulnya, pada bulan Desember teman-teman dari bus pariwisata sudah mandeg," katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Ekonom UGM : PSTKM Dibutuhkan, Kendalikan Pandemi dan Pulihkan Ekonomi

Baca juga: Gubernur Akademi Militer Magelang Berpesan Agar Seluruh Personil Disiplin

Kasus tersebut menyusul kebijakan penggunaan rapid tes antigen, saat libur Natal dan tahun baru kepada orang yang hendak datang ke Yogyakarta.

Hantoro mengaku, jika kebijakan itu membuat calon pelanggan membatalkan pesanannya.

Hari ini kebijakan PSTKM akan diberlakukan mulai tanggal 11 Januari 2021, hal ini berimbas bertambahnya kekosongan jadwal pesanan dari pelanggan.

"Kita pasrah, karena kebijakan sudah dikeluarkan," ucapnya.

Ia dan teman-teman tidak akan melakukan sikap apapun terhadap kebijakan itu, namun dirinya menyayangkan kalau kebijakan tersebut tidak dikeluarkan beserta solusinya.

"Harapan kami, kalau ada kebijakan apapun itu, kita bisa diajak rembug," ujarnya.

Hantoro menambahkan, jika orang-orang menggunakan jasa bus pariwisata dinilai aman, lantaran setiap orang yang hendak memesan, dipastikan kesehatannya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Tebing Longsor Timpa 2 Rumah, Dua Anak Sempat Tertimbun di Piyungan Bantul

Baca juga: UPDATE Covid-19 Gunungkidul : Tercatat 2 Hari Ada 83 Kasus Baru, Total Tembus 1.004 Kasus Positif 

Hal ini dijelaskan Hantoro, kalau ia dan rekan-rekan sudah memenuhi syarat protokol kesehatan.

"Penumpang tiap bus kami kurangi, disediakan hand sanitizer, diminta mengenakan masker," pungkasnya.

Senada dengan Hantoro, seorang supir dari sebuah rental mobil, Angga Setiaji mengatakan jika kebijakan itu belum memberi solusi baginya dan rekan-rekan.

"Lha wong kita tuh, ra obah ra mamah (tidak bekerja, tidak makan)," ujarnya. (tsf)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved