Potensi Erupsi Gunung Merapi
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Babadan Kembali ke Tempat Pengungsian di Magelang
Warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang kembali mengungsi di Tempat Evakuasi Akhir
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang kembali mengungsi di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa (5/1/2021).
Mereka kembali ke pengungsian setelah terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Berdasarkan pantauan, para pengungsi yang merupakan kelompok rentan baik lansia, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, dan anak-anak diantar menggunakan kendaraan oleh para petugas gabungan dari Kodim 0705/Magelang, BPBD Kabupaten Magelang, relawan dan warga.
Baca juga: Sebanyak 21 Warga Gamelan Berbah Sleman Terserang Chikungunya, Diduga Nyamuk Bersarang di Sampah
Baca juga: Ekonom UGM : Vaksinasi Covid-19 Baru Bisa Efektif Meningkatkan Ekonomi di Tahun 2022
Begitu sampai di tempat pengungsian, mereka langsung menempati bilik yang dulu mereka tempati.
Sementara pihak desa, relawan, BPBD senantiasa memfasilitasi kebutuhan mereka di tempat pengungsian.
Kurang lebih ada 124 warga yang kembali ke tempat pengungsian, Selasa (5/1/2021) siang tadi.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi, mengatakan, warga kembali ke tempat pengungsian karena aktivitas Gunung Merapi yang meningkat.
Sesuai anjuran dari pemerintah, mereka menuruti imbauan untuk mengungsi ke tempat yang aman.
"Saat kita pulang kemarin, terjadi penurunan aktivitas. Sementara saat ini aktivitas meningkat. Pemerintah mengimbau untuk kembali ke TEA. Kami mengikuti anjuran dari pemerintah untuk mengungsi ke tempat evakuasi akhir," katanya di TEA Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Selasa (5/1/2021).
Wahyudi mengatakan, warga sudah biasa mendengar suara gemuruh, tetapi suara tersebut semakin sering, sehingga mereka merasa was-was akan hal tersebut.
Jadilah mereka mengungsi ke tempat yang aman. Meski belum semuanya, kelompok rentan yang jadi prioritas.
Baca juga: Sleman Dapat Jatah Vaksin Covid-19 Paling Banyak di DI Yogyakarta, Ini Penjelasannya
Baca juga: Pemprov Jawa Tengah Beli GeNose C19 untuk Digunakan di Fasilitas Kesehatan
“Kalau malamnya, setiap hari, kita merasakan suara gemuruh atau guguran. Sepulang dari pengungsian, ada kenaikan suara gemuruh dan intensitasnya lebih sering,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Agus Firmansah, menuturkan, para pengungsi kembali mengungsi ke TEA Banyurojo, Selasa (5/1/2021).
Ini adalah kali kedua kedatangan mereka, setelah sebelumnya pada Senin (14/12/2020) lalu, mereka pulang sementara.