Hati-hati Jangan Berlebihan Mengonsumsi Vitamin C, Ini Bahayanya

banyak suplemen mengandung vitamin dalam jumlah yang sangat tinggi, yang dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan dalam beberapa kasus.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Rina Eviana
hallosehat
Suplemen Vitamin 

Tribunjogja.com - Vitamin C merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh.

Vitamin C banyak memiliki manfaat.

Seperti untuk menjaga kesehatan kulit, menjaga daya tahan tubuh, dan juga berperan dalam membantu penyerapan zat besi.

Namun ada yang mengklaim bahwa suplemen vitamin C memberikan manfaat di luar yang bisa didapat dari vitamin C yang terdapat dalam makanan.

Ilustrasi Vitamin C pada jeruk.
Ilustrasi Vitamin C pada jeruk. (www.katesomerville.com)

Salah satu alasan paling umum orang mengonsumsi suplemen vitamin C adalah anggapan bahwa suplemen bisa membantu mengatasi sariawan atau mencegah flu biasa.

Namun, banyak suplemen mengandung vitamin dalam jumlah yang sangat tinggi, yang dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan dalam beberapa kasus.

Lantas, apa saja efek samping atau bahaya yang dapat muncul apabila mengonsumsi terlalu banyak vitamin C?

Berikut ini beberapa kemungkinannya:

1. Dapat menyebabkan gangguan pencernaan

Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air.

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, vitamin yang larut dalam air tidak disimpan di dalam tubuh.

Sebaliknya, vitamin C yang telah dikonsumsi akan diangkut ke jaringan melalui cairan tubuh, dan tambahan apa pun akan dikeluarkan melalui urine.

Karena tubuh tidak menyimpan vitamin C atau memproduksinya sendiri, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C setiap hari.

Namun, suplementasi vitamin C dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan efek samping.

Melansir Health Line, efek samping yang paling umum dari asupan vitamin C yang tinggi atau berlebih adalah gangguan pencernaan.

Secara umum, efek samping tersebut tidak terjadi akibat mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, melainkan dari mengonsumsi vitamin dalam bentuk suplemen.

Seseorang kemungkinan besar akan mengalami gejala pencernaan jika mengonsumsi vitamin C dengan dosis lebih dari 2.000 mg sekaligus.

Dengan demikian, batas atas konsumsi vitamin C yang dapat ditoleransi 2.000 mg per hari telah ditetapkan.

Gejala pencernaan yang paling umum dari asupan vitamin C yang berlebihan adalah diare dan mual.

Asupan yang berlebihan juga telah dilaporkan menyebabkan naiknya asam lambung, meskipun hal ini belum sepenuhnya terbukti.

Jika mengalami masalah pencernaan akibat mengonsumsi terlalu banyak vitamin C, seseorang cukup mengurangi dosis suplemen atau hindari suplemen vitamin C sama sekali

Baca juga: 5 Bahan Alami yang Mengandung Antibiotik, Berperan Melawan Bibit Penyakit

2. Dapat menyebabkan batu ginjal

Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat, produk limbah tubuh.

Oksalat biasanya keluar dari tubuh melalui urine.

Namun, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.

Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine seseorang, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

Dalam sebuah penelitian yang meminta orang dewasa mengonsumsi suplemen 1.000 mg vitamin C dua kali sehari selama 6 hari, jumlah oksalat yang mereka keluarkan meningkat sebesar 20 persen.

Asupan vitamin C yang tinggi bukan hanya dikaitkan dengan jumlah oksalat dalam urine yang lebih besar, tetapi juga terkait dengan perkembangan batu ginjal, terutama jika seseorang mengonsumsinya dalam jumlah lebih dari 2.000 mg.

Laporan gagal ginjal juga telah dilaporkan pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2.000 mg dalam sehari. Namun, kondisi ini termasuk sangat jarang terjadi, terutama pada orang sehat.

Baca juga: Tak Hanya Mual dan Sakit Perut, Ini Gejala Lain Ketika Asam Lambung Naik

3. Merusak efektivitas niacin-simvastatin

Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk meningkatkan kolesterol high density lipoprotein (HDL) pada orang yang menggunakan kombinasi obat niacin-simvastatin.

Obat ini menggabungkan vitamin niacin ( vitamin B3) dengan statin simvastatin (Zocor), dan orang meminumnya untuk mengobati kolesterol tinggi.

Dokter menganggap kolesterol HDL sebagai kolesterol "baik" karena mengurangi jumlah kolesterol berbahaya dalam darah.

Jika seseorang mengonsumsi suplemen vitamin C dan niacin-simvastatin, mereka harus berbicara dengan dokter tentang cara untuk membuatnya lebih efektif.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved