TPST Piyungan Penuh
TPST Piyungan Ditutup, DLH Sleman Klaim Tak Ada Penumpukan Sampah di Wilayahnya
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman mengklaim penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman mengklaim penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tidak akan menyebabkan penumpukan di depo wilayah Sleman.
Kepala DLH Kabupaten Sleman, Dwi Anta Sudibya mengatakan layanan sampah di Kabupaten Sleman berbeda dengan daerah lain.
Jika daerah lain menggunakan sistem langsung, sehingga dapat menyebabkan tumpukan sampah di depo. Sedangkan Kabupaten Sleman memakai sistem tidak langsung.
Baca juga: UPDATE Covid-19 21 Desember 2020 Hari Ini : Kasus Baru Bertambah 6.848, Total Kumulatif Jadi 671.778
Baca juga: Penampakan Ribuan Burung di Jalan Limaran Yogyakarta
Artinya untuk mengambil sampah di rumah warga, Kabupaten Sleman memakai jasa penggerobak.
Sehingga tidak terjadi penumpukan di depo, karena penggerobak tidak mengambil sampah ke rumah warga.
"Kalau Piyungan tutup, kami sampaikan ke peguyuban penggerobak. Jadi mereka (penggerobak) tidak akan mengambil sampah. Dulu Piyungan sudah pernah sekitar tujuh hari tutup, dan tidak terjadi penumpukan di Sleman," katanya,Senin (21/12/2020).
Dengan penutupan TPST Piyungan, maka masyarakat diminta untuk menyimpan sampahnya di rumah masing-masing.
Untuk menghindari pembuangan sampah di depo, ia menyebut ada paguyuban gerobak yang mengawasi setiap depo.
Sehingga ketika ada warga yang membuang sampah di depo bisa dihalau.
Secara keseluruhan, ada 13 depo sampah di Kabupaten Sleman.
Masing-masing depo memiliki truk pengangkut sampah.
Baca juga: Mal di DIY Maksimal Buka hingga Pukul 20.00 WIB Selama Nataru, Akan Ditutup Paksa Bila Membandel
Baca juga: Peringatan Dini BMKG : Selasa Besok, Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Berikut Ini
Khusus bagi depo besar seperti, Ambarketawang, Tridadi, Nogotirto, Tambakboyo memiliki dua truk pengangkut sampah.
Sehingga mempercepat proses pengangkutan sampah.
"Jika nanti Piyungan sudah dibuka lagi, armada yang biasanya mengangkut sampah di rumah warga akan diperbantukan di depo-depo besar. Sehingga proses pengangkutan lebih cepat,"terangnya.
Ia menambahkan volume sampah di Kabupaten Sleman sekitar 200 ton per hari.
Namun dengan adanya pandemi COVID-19, sampah di Kabupaten Sleman sedikit berkurang sekitar 3 persen.
"Sekarang mungkin sampah di Sleman sudah sedikit berkurang, banyak mahasiswa yang tidak di sini. Kemudian tempat makan juga sedikit. Sehingga ya tidak ada penumpukan di depo, biasanya hitungan jam sudah bersih," tambahnya. (maw)
Hindari Penumpukan Sampah, Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Disiplin Terapkan 3R |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD DIY Sebut Sistem KPBU Menghambat Penanganan Sampah di TPST Piyungan |
![]() |
---|
Empat Hari TPST Piyungan Ditutup, DLHK DIY Pastikan Besok TPST Piyungan Sudah Kembali Dibuka |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: TPST Piyungan Penuh, Warga Blokir Akses Masuk, Antrean Truk Sampah Hingga 1 KM |
![]() |
---|