Dies Natalis ke-71, UGM Berkomitmen Terus Mengabdi untuk Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

Dalam berbagai keterbatasan akibat wabah Virus Corona baru tak menghentikan langkah UGM untuk terus berinovasi untuk tetap mengabdi kepada masyarakat

Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng IPU ASEAN Eng 

Sementara di tingkat Asia menempati peringkat 57 dan menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Berikutnya, UGM berhasil menempati posisi 72 pada pemeringkatan Times Higher Education University Impact Ranking (SDGs), meningkat dari posisi 101-200 di tahun sebelumnya.

Untuk aspek Gender Equality, UGM masuk dalam daftar 50 besar dunia dan peringkat 70 dunia dalam aspek Decent Work and Economic Growth. Di kedua aspek tersebut UGM menempati posisi pertama di Indonesia.

“Sebagai kampus yang inklusif UGM juga terus meningkatkan keramahan terhadap kelompok minoritas, terutama penyandang disabilitas dengan menyiapkan Unit Layanan Difabel bersinergi dngan UKM Difabel,” urainya.

Inovasi di Tengah Pandemi

Dalam kesempatan itu turut disampaikan orasi ilmiah berjudul Menghidupkan Kesetiakawanan Sosial di Tengah Pandemi Covid-19 oleh Prof dr Hari Kusnanto DrPH.

Dalam orasinya ia memaparkan berbagai kontribusi yang dilakukan para peneliti dan dosen UGM dalam upaya penanggulangan wabah Covid-19.

Beberapa diantaranya seperti pengembangan pemodelan matematik penularan Covid-19, simulasi komputer atas bahan alam Indonesia untuk menghambat infeksi dan replikasi Virus Corona baru untuk mendukung pengembangan jamu, obat herbal terstandar, atau fitofarmaka, dan pengembangan rapid tes antibodi.

Selain itu, peneliti UGM terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih untuk masyarakat Indonesia.

Lalu produksi sampling kit untuk swab dan virus transport media, bilik swab, ventilator untuk pasien dengan ARDS, serta deteksi cepat virus Covid-19 bernama GeNose.

Upaya edukasi kesehatan mental juga dilakukan UGM kepada masyarakat agar  terhindar dari gangguan kesehatan mental akibat pandemi.

Baca juga: Kronologi Odong-odong Pembawa Rombongan Pengantin Masuk Jurang, Ini Pengakuan Saksi Mata

Baca juga: Warga DI Yogyakarta Diminta Ikuti Panduan Ibadah Natal 2020 Kemenag RI, Ini Ketentuannya

Tak hanya itu, UGM menggerakan respon psikokultural masyarakat melalui rengeng-rengeng macapat dan pupuh Maskumambang.

Berikutnya, menginisasi inovasi yang mempertemukan produsen dan konsumen secara daring akibat keterbatasan mobilitas fisik karena pandemi bernama Sonjo berhasil berkembang secara luas diluar imajinasi konvensional.

Berbagai kegiatan pendampingan kepada masyarakat turut dilakukan dalam memngembangkan ketahanan pangan.

“UGM akan terus menjadi sumber ide dan model solusi untuk persoalan kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved