ADVERTORIAL

Dinkes : Keluarga Benteng Pertahanan Pertama dari Serangan COVID-19

Penularan COVID-19 di dalam rumah tangga (klaster keluarga) mengalami peningkatan karena terjadi penurunan kepedulian dan kepatuhan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Tangkapan layar live streaming Tribun Jogja bersama BNPB, Kamis (17/12/2020).
Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Keluarga merupakan benteng pertahanan pertama dan terkecil dari serangan COVID-19.

Sudah sepatutnya, setiap keluarga selalu siaga menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) untuk melindungi anggotanya dari potensi penularan virus corona.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie menyampaikan, dari rumah kita bisa berperan besar dalam memutus rantai COVID-19.

Menurutnya, seorang ibu paling berperan dalam mendukung kepedulian menetapkan protokol kesehatan bagi anggota keluarga yang lain.

Baca juga: Pendaftar Santunan Korban Meninggal Akibat COVID-19 di DIY Baru Dua Orang

“Jiwa dan jantungnya rumah itu ada di ibu,” ujarnya dalam live streaming Tribun Jogja bersama BNPB, Kamis (17/12/2020).

Hingga saat ini, Pembajun menjelaskan, penularan COVID-19 di dalam rumah tangga (klaster keluarga) mengalami peningkatan karena terjadi penurunan kepedulian dan kepatuhan.

Aktivitas ekonomi dan sosial telah berjalan kembali, namun kurang dibarengi kedisiplinan yang membawa dampak risiko transmisi kepada keluarga.

“Peran keluarga perlu diangkat menjadi isu penting untuk membentengi dari kondisi yang semakin memburuk,” tuturnya.

Menurutnya, keluarga perlu bersama-sama membangun benteng pertahanan dari serangan COVID-19.

Di antaranya dengan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, gizi seimbang, aktivitas fisik, kelola stres, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan) ini sudah harga mati, tidak bisa ditawar. Ini adalah hal yang mudah sebetulnya dilakukan,” imbuhnya. 

“AKB sudah menjadi satu gaya hidup, vaksin juga tidak akan menyelesaikan segalanya. Tetap kita harus melakukan preventif terhadap kondisi-kondisi yang ada,” sambungnya.

Baca juga: Jelang Libur Nataru, Pemkot Yogyakarta Kebut Persiapan Fasilitas Prokes di Malioboro

Ia menambahkan, rumah bisa menjadi tempat komunikasi, juga tempat evaluasi dan melihat kembali apakah norma-norma keluarga sudah terjalani dengan baik.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Satuan Tugas COVID-19 RSUP Dr Sardjito, dr Ika Trisnawati mengungkapkan, setelah libur panjang pada Oktober terjadi pelonjakan yang signifikan dalam kasus terkonfirmasi positif covid-19 di DIY.

Hal ini, menurutnya, perlu menjadi pelajaran yang besar bagi semua untuk menghadapi akhir tahun.

“Ini sudah bisa diprediksi sebenarnya. Tinggal pilihan kita bersama, apakah kita mau mengulangi lagi untuk besok? Tentu saja tidak,” bebernya.

Ia menerangkan, kapasitas tempat tidur di RSUP Dr Sardjito saat ini pun sudah sangat penuh walaupun sudah dilakukan penambahan.

“Bed di RSUP Dr Sardjito sudah sangat penuh. Sudah dilakukan penambahan pun belum tercukupi,” ucapnya.

Ia melanjutkan, masyarakat bisa berperan dalam mengurangi angka kasus COVID-19 dengan cara menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang bisa memunculkan potensi penularan COVID-19, khususnya pada libur akhir tahun nanti.

Baca juga: 0,16 Persen Warga Kota Yogyakarta Enggan Mengubah Perilaku Selama Pandemi COVID-19

“Keluarga adalah unit terkecil yang menjadi sumber transmisi. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk menghindarinya,” tambah Ika.

Pertama, ungkap Ika, sebelum masuk rumah lepas alas kaki di luar rumah, jika bisa ada tempat cuci tangan di luar rumah.

Kemudian, bersihkan alat yang disentuh sehari-hari, misalnya HP, kunci kendaraan bermotor, dan helm dengan cara disemprot desinfektan terlebih dahulu.

“Mulai sekarang tidak menyimpan nota-nota. Juga kurangi transaksi dengan uang,” katanya.

Saat masuk rumah, tidak langsung menyentuh benda-benda di rumah dan tidak berkontak fisik dengan keluarga.

Orang yang bekerja atau baru datang dari luar ini harus membersihkan diri dulu dengan mandi baru berkontak fisik dengan keluarga di rumah.

“Ini cukup bermakna untuk mengurangi klaster pada keluarga,” tandasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved