Potensi Erupsi Gunung Merapi
UPDATE Gunung Merapi, BPPTKG : Ada Rekahan Baru di Dalam dan di Luar Kawah
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengungkapkan ditemukan crack atau rekahan
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengungkapkan ditemukan crack atau rekahan baru di dalam dan di luar kawah Gunung Merapi dari pengamatan yang dilakukan pada 4-10 Desember 2020.
Hanik menjelaskan, hal itu ditemui dari pengamatan menggunakan satelit.
Selain itu, terkonfirmasi pula adanya perubahan morfologi yang ada di dalam puncak Gunung Merapi.
Di bagian tengah puncak, terdapat pengangkatan, rekahan-rekahan, dan juga turunan.
Baca juga: Diterjang Angin Kencang, 42 Rumah Warga di Klaten Alami Rusak Ringan
Baca juga: Jadwal Perbaikan dan Pemadaman Listrik di DI Yogyakarta Hari Ini, Senin 14 Desember 2020
Baca juga: BREAKING NEWS : IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Ditutup Sementara Selama Tiga Hari
"Dari semua perubahan morfologi ini menunjukkan terus adanya aktivitas Gunung Merapi," ujar Hanik dalam siaran informasi BPPTKG, Jumat (11/12/2020).
Lebih lanjut, kata Hanik, saat ini kondisi rekahan ada yang memanjang dan ada yang melebar.
Hal ini menunjukkan intensitas kejadian guguran.
Saat ini, guguran masih sering terjadi ke Kali Senowo, Kali Lamat, dan Kali Gendol dengan jarak 3 kilometer.
"Karena status masih tinggi, status juga masih sama, yakni siaga," tegas Hanik.
Sementara itu, wilayah barat-barat laut menjadi wilayah yang berpotensi terancam bahaya erupsi berdasarkan data deformasi dan perubahan morfologi lereng sektor tersebut.
"Terjadi sedikit penurunan aktivitas seismik dan deformasi, namun secara jangka panjang masih menunjukkan aktivitas yang tinggi," ucap Hanik.
Selama pekan lalu (4-10 Desember 2020) kegempaan Gunung Merapi tercatat 232 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.692 kali gempa Fase Banyak (MP), 5 kali gempa Low Frekuensi (LF), 256 kali gempa Guguran (RF), 209 kali gempa Hembusan (DG), dan 2 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," imbuh Hanik.
Deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu lalu menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm/hari.
Baca juga: BREAKING NEWS : IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Ditutup Sementara Selama Tiga Hari
Baca juga: Ilmuwan Temukan Reruntuhan Kapal Era Kekaisaran Ottoman di Dasar Laut Hitam