Setiap Botol Vaksin Covid-19 di Indonesia Dilengkapi ID dan Label Barcode

bio Farma akan memastikan keamanan vaksin yang akan dipantau secara digital lewat label barcode yang ada di botol hingga tempat penyimpanan vaksin.

Editor: Iwan Al Khasni
Olga MALTSEVA / AFP
Vaksin Covid-19 

TRIBUNjogja.com JAKARTA -- Pemerintah menunjuk dua perusahaan BUMN, yakni PT Bio Farma dan PT Telkom, untuk melakukan sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19.

Sistem informasi satu data penerima vaksin Covid-19 ini dibuat untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber menjadi satu data dan menghindari informasi data ganda.

Petugas menurunkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang baru saja datang dari Beijing di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang.
Petugas menurunkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang baru saja datang dari Beijing di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang. (Biro Pers Setpres / AFP)

Cara kerja sistem satu data vaksinasi Covid-19 adalah sistem yang dibangun akan mendata penerima vaksin melalui filtering data individu penerima vaksin prioritas (by name, by address).

Kemudian akan menjadi aplikasi pendaftaran vaksin pemerintah dan mandiri, dan memetakan supply dan distribusi vaksin dengan lokasi vaksinasi. Sistem yang akan diintegrasikan ini juga akan memonitor hasil pelaksanaan vaksinasi.

“Sistem informasi satu data ini sangat penting untuk mengawali revolusi dunia kesehatan nasional. Awal yang baik untuk sistem kesehatan Indonesia, ” ujar Fajrin Rasyid, Direktur Digital Bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dalam membuka Webinar KPCPEN dengan tema ‘Kesiapan Infrastruktur Data Vaksinasi COVID-19’, Selasa (1/12/2020).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero), Soleh Ayubi, mengatakan bahwa pembuatan sistem informasi data yang sedang dikembangkan oleh pihaknya akan mengikuti regulasi yang ada.

“Semua proses ini harus mengikuti best practice, harus mengikuti regulasi yang ada. Baik regulasi dari Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kominfo, berkaitan privasi data (penerima vaskin) dan seterusnya,” terangnya.

Dijelaskan Soleh, digitalisasi sistem informasi satu data ini juga akan dapat menyaring siapa saja orang yang bisa menerima vaksin.

Sistem registrasi akan memastikan bahwa pendaftar berhak atau tidak sebagai penerima vaksin berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditentukan Kementerian Kesehatan.

Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 tiba di Tanah Air pada Minggu malam, 6 Desember 2020 menggunakan pesawat charter dari maskapai Garuda Indonesia
Sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 tiba di Tanah Air pada Minggu malam, 6 Desember 2020 menggunakan pesawat charter dari maskapai Garuda Indonesia (Biro Pers Setpres / AFP)

“Namun seluruh data pendaftar yang sudah masuk, masih tetap akan ditampung hingga yang bersangkutan dinyatakan bisa menerima vaksin,” ujarnya.

Data-data yang dikelola Bio Farma tidak hanya terbatas pada data penerima vaksin, tetapi juga data-data vaksin yang didistribusikan.

Soleh mengatakan, Bio Farma akan memastikan keamanan vaksin yang akan dipantau secara digital lewat label barcode yang ada di botol hingga tempat penyimpanan vaksin.

“Dan ini jadi yang menjadi pertama di Asia Tenggara. Setiap botol vaksin akan ada ID-nya, akan ada barcodenya,” pungkas Soleh.

Anggaran Pemerintah

Pemerintah mengeluarkan anggaran Rp 637,3 miliar untuk membeli vaksin virus corona (Covid-19) tahap awal.

Gambar ilustrasi ini memperlihatkan sebuah vial bertuliskan
Gambar ilustrasi ini memperlihatkan sebuah vial bertuliskan "Vaksin Covid-19" dengan uang kertas dolar di Paris, pada tanggal 26 November 2020. (JOEL SAGET / AFP)
Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved