Bisnis
Pemerintah dan Pelaku Usaha di Yogyakarta Susun Strategi Pengembangan Pariwisata
Yogyakarta tidak terlepas dari tradisi dan budaya yang menjadi karakter dan ciri khas Yogyakarta untuk menarik wisatawan datang.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY bekerjasama dengan Pemerintah Daerah DIY, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyelenggarakan event Seminar Nasional Pariwisata DIY Tahun 2020 yang mengusung tema 'Sinergi Reaktivasi Pariwisata D.I Yogyakarta di Era New Normal Sebagai Jangkar Perekonomian Daerah'.
Penyelenggaraan Seminar Nasional pada Rabu (2/12/2020) ini merupakan wujud dari sinergi antara pemerintah, pelaku usaha dan Bank Indonesia dalam akselerasi pemulihan ekonomi DIY melalui sektor potensial, pariwisata sebagai jangkar ekonomi DIY.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan menyampaikan dalam laporannya mengatakan bahwa Yogyakarta tidak terlepas dari tradisi dan budaya yang menjadi karakter dan ciri khas Yogyakarta untuk menarik wisatawan datang dan tidak pernah bosan ke Yogyakarta.
Ia memaparkan, terdapat beberapa hal yang terkait dengan pariwisata DIY.
Baca juga: Ajak 18 Pelaku UMKM, Dinas Pariwisata Gelar “Jogja TITAF 2020”
Yang pertama adalah DIY identik dengan pariwisata dan pendidikan (edutourism) yang berbasis budaya.
Kedua sektor tersebut merupakan penyangga perekonomian DIY.
Berdasarkan dari BPS, edutourism mendorong bergeraknya sektor penunjang.
"Secara total, kombinasi edutourism memiliki porsi 64,6 persen dari ekonomi DIY. Dari hasil riset kami, menunjukkan konsumsi dari wisatawan dan mahasiswa saja dapat mencapai angka 28,8 persen dari PDRB DIY," ujarnya.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa DIY memegang peran kunci terhadap destinasi super prioritas borobudur-joglosemar (Jogja-Solo-Semarang).
Keberadaan YIA tidak hanya menjadi gerbang masuk utama DIY saja namun juga sebagai akses menuju borobudur-joglosemar.
Baca juga: Dinas Pariwisata Kulon Progo Mengklaim Kunjungan Wisatawan Mulai Meningkat
Sementara berdasarkan hasil survei, ada 88% wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY turut mengunjungi Borobudur.
Selanjutnya ia menerangkan, bahwa transformasi pariwisata DIY mutlak dilakukan pasca pandemi.
"Pandemi mengajarkan banyak hal, di mana pariwisata berbasis kuantitas memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pergerakan manusia. Ketika jumlah wisatawan menurun maka banyak pelaku usaha yang terkena usahanya," ucapnya.
Maka dari itu perlu adanya perubahan pariwisata berbasis kualitas dan berbasis MICE.
Harapannya semakin banyak uang berputar maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di DIY.