Gunungkidul
Musim Penghujan, Dinkes Gunungkidul Mulai Antisipasi Penyebaran DBD
Dinkes melakukan kolaborasi kelembagaan untuk mensosialisasikan gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur/Mendaur ulang) ke masyarakat.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mulai mengantisipasi potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
DBD di Gunungkidul tercatat mendekati seribu kasus tahun ini.
Meski demikian, Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyatakan situasi DBD masih cukup aman.
Pasalnya angka tersebut tergolong rendah.
"Berdasarkan catatan kami, sampai sekarang belum ada tanda-tanda peningkatan (DBD). Statusnya sampai saat ini masih aman," kata Dewi ditemui di Bejiharjo, Karangmojo pada Rabu (02/11/2020).
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Waspadai Penyakit DBD, Diare dan Leptospirosis
Kendati melandai, ia mengatakan antisipasi tetap dilakukan.
Imbauan ke seluruh puskesmas pun disampaikan agar berkoordinasi dengan pemerintah kapanewon masing-masing.
Menurut Dewi, kolaborasi kelembagaan diperlukan untuk mensosialisasikan gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur/Mendaur ulang) ke masyarakat.
Gerakan ini diperlukan untuk menekan terbentuknya sarang nyamuk penyebab DBD.
"Kami tetap waspada melakukan antisipasi dan terus sosialisasikan gerakan 3M ini," ujarnya.
Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunungkidul Sumitro mengungkapkan tercatat ada 954 kasus DBD.
Angka tersebut merupakan akumulasi sejak Januari hingga November 2020.
Menurutnya, kasus tertinggi dilaporkan terjadi pada periode Januari-Maret 2020 dengan 770 kasus DBD.
Selanjutnya mulai kasus DBD di Gunungkidul menunjukkan tren penurunan.
Baca juga: Waspadai DBD dan Leptospirosis di Musim Penghujan
"Terendah pada Oktober lalu dengan 6 kasus, sedangkan November ini tercatat ada 7 kasus," kata Sumitro.