Bawaslu Gunungkidul Soroti Potensi Kerumunan Saat Pencoblosan Pilkada 2020
Selain penerapan jaga jarak yang kurang, Bawaslu Gunungkidul juga menyoroti prokes yang dijalankan oleh petugas KPPS saat simulasi.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pascasimulasi pencoblosan Pilkada yang teah dilakukan beberapa waktu lalu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Gunungkidul memberikan sejumlah catatan.
Beberapa di antaranya terkait dengan protokol kesehatan (prokes) pencegahan COVID-19.
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Gunungkidul, Rosita, menyampaikan masih adanya kerumunan saat simulasi lalu.
"Penerapan jaga jaraknya kurang optimal, saat antrean masuk ke TPS atau ketika berinteraksi dengan petugas KPPS," kata Rosita pada Selasa (01/11/2020).
Selain penerapan jaga jarak yang kurang, Bawaslu Gunungkidul juga menyoroti prokes yang dijalankan oleh petugas KPPS saat simulasi.
Baca juga: Demi Bertemu Siswanya di Gunungkidul, Guru SD Asal Sleman Rela Menempuh 2 Jam Perjalanan
Baca juga: UPDATE Covid-19 Gunungkidul : Nol Kasus Baru Selama 2 Hari Terakhir
Seperti membuka masker saat berinteraksi dengan calon pemilih hingga tempat duduk yang masih berdekatan.
Rosita pun menyarankan KPU Gunungkidul agar memperhatikan protokol jaga jarak tersebut.
Terutama pemakaian masker oleh petugas serta mekanisme bilik coblos khusus bagi pemilih dengan suhu tubuh lebih dari 37,3 derajat Celcius.
"Setidaknya perlu kotak suara khusus bagi pemilih dengan kondisi tersebut untuk menjamin keamanan," jelasnya.

Terpisah, Komisioner Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Gunungkidul, Andang Nugroho, mengakui bahwa kerumunan hingga antrean masih jadi kendala saat simulasi kemarin.
Meski demikian, ia menyebut secara keseluruhan pelaksanaan simulasi berjalan baik dan dianggap berhasil.
KPU Gunungkidul pun memutuskan simulasi cukup dilakukan sekali.
"Tinggal bagaimana penguatan teknis pada petugas KPPS dan PPK. Saat ini bimbingan teknis (bimtek) masih terus kami lakukan," kata Andang di Kantor KPU Gunungkidul.
Terkait kotak suara khusus bagi pemilih bersuhu tubuh tinggi, ia menganggap hal tersebut tidak diperlukan.
Pasalnya saat pencoblosan, pemilih tersebut akan didampingi oleh seorang pendamping.
Baca juga: Jelang Pencoblosan, Bawaslu Gunungkidul Akan Lakukan Bimtek untuk Panwascam
Baca juga: Rehab Badai Cempaka Rampung, BPBD Gunungkidul Sisakan Anggaran Rp 7 Miliar