Menyantap Kuliner Bebek Keplak di Bantul, Empuk dan Kaya Cita Rasa Bumbu Desa Non-MSG
Disaat hampir semua sektor usaha sedang lesu, Ia justru melakukan grand-opening usaha barunya, dengan nama Bebek Keplak.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Mental pengusaha sejati memang tak pernah menyerah. Mereka selalu memiliki ukuran dalam melangkah.
Mungkin itu, yang dipegang Triati. Sebab, sulit diduga rasanya. Disaat hampir semua sektor usaha sedang lesu, Ia justru melakukan grand-opening usaha barunya, dengan nama Bebek Keplak.
Lokasinya di Miri Wetan, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul.
Triati bersama suaminya, Sudarmono, adalah pasangan pengusaha muda Bantul yang telah melejit dengan brand Griya Dahar Mbok Sum, di wilayah Mangunan, Dlingo.
Kini, mereka mulai membuka usaha baru, Bebek Goreng, di wilayah Sriharjo.
"Kita sudah punya Ayam Goreng Kampung. Jadi kita ingin coba usaha lain dengan konsep yang lebih sederhana," kata Triati, ditemui di Warung Bebek Keplak, Kamis (26/11/2020).
Menurut dia, Bebek Goreng merupakan makanan yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali warga Bantul.
Sehingga, dirinya berharap bisa lebih diterima. Termasuk pemilihan lokasi, Triati sengaja memilih Jalan Siluk - Sriharjo untuk membuka warung baru.
Jalur tersebut, kata dia, bukan seperti jalur Mangunan yang merupakan spesifik jalur wisata.
"Jadi harapannya, jangkauan pelanggan juga lebih universal. Bukan cuma wisatawan," ucapnya.
Triati mengatakan, pandemi telah membuat usaha kuliner kalang kabut terutama di daerah wisata.
Ia sendiri merasakannya. Alhasil, sejumlah karyawan Griya Dahar Mbok Sum terpaksa harus dirumahkan.
Sebab itu, dirinya ingin membuat usaha baru dengan keinginan, supaya dapat mengembalikan karyawan yang sempat dirumahkan.
"Warung ini bisa dikatakan 'berkah' pandemi. Banyak karyawan kami yang dirumahkan. Sehingga kami memiliki greget semangat untuk membuka usaha baru. Menciptakan peluang lain, untuk teman-teman karyawan yang kami rumahkan," tuturnya.
Bebek Keplak
Triati mengutarakan, bebek keplak memiliki filosofi makna 'tepuk'.
Mengapa keplak, karena sebelum dimasak, bebek terlebih dahulu akan ditepuk-tepuk.
"Dengan ditepuk-tepuk maka harapannya bumbu akan lebih meresap," ucap dia.
Soal rasa, daging bebek keplak memiliki cita rasa gurih dan sedikit asin dengan tekstur empuk.
Berbeda dengan usaha serupa lainnya, bebek Keplak lebih tercium aroma bumbunya.
Sebab menggunakan racikan bumbu desa alami. Tanpa penyedap rasa.
"Istilahnya non-MSG. Kami tanpa penyedap rasa," ungkap Triati.
Harga yang ditawarkan untuk bebek goreng utuh, seharga Rp 120 ribu.
Lengkap dengan Kepala dan Ati-ampela.
Sedangkan, untuk bebek potongan seperempat, tanpa kepala dan ati-ampela dibanderol Rp 25 ribu/porsi.
Di sana juga terdapat rica-rica mentok Rp 20 ribu/porsi dan rica-rica ayam kampung dengan harga Rp 27 ribu/porsi.
Makan akan lebih terasa nikmat dengan pelengkap sayur daun pepaya dan kulit melinjo.
"Untuk nasi, kita bebas. Boleh ambil sepuasnya," ungkap dia. Bebek Keplak buka setiap hari. Mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB. (Rif)