Kantor Imigrasi Yogyakarta Jemput Bola Layanan Paspor Melalui Eazy Passport
Selama masa pandemi, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta Kanwil Kemenkumham DIY mengadakan program Eazy Passport
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selama masa pandemi, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta Kanwil Kemenkumham DIY mengadakan program Eazy Passport yang merupakan program jemput bola pelayanan paspor kepada masyarakat.
Kepala Kanwil Kemenkumham DIY, Indro Purwoko menjelaskan program ini ditujukan kepada komunitas, instansi, atau masyarakat mana pun yang ingin mendaftarkan paspor secara kolektif.
Dengan syarat sekurang-kurangnya 50 orang.
Hari ini, Rabu (25/11/2020) program Eazy Passport dilakukan di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Setidaknya ada 47 orang yang terlibat dari kalangan dosen, mahasiswa, dan karyawan UGM.
Baca juga: Dorong Partisipasi Pemilih di Pilkada, Pemkab Klaten Pasang 26 Baliho yang Berisi Seruan
Baca juga: Ini Tanggapan DPRD DIY Saat Mendengar Aspirasi Petani Tentang Pupuk Subsidi
Indro menerangkan, pihaknya sudah 5 kali menyelenggarakan program Eazy Passport selama pandemi.
Beberapa di antaranya di kantor bea cukai dan Bank Mandiri.
"Yang kampus baru UGM. Pelayanan berupa perpanjangan paspor habis berlaku dan pembuatan paspor baru. Caranya dengan mengajukan ke kantor imigrasi dan nanti imigrasi akan datang ke mana yang mengajukan," ungkapnya.
Selain program Eazy Passport, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta juga menyelenggarakan program passport Simpatik setiap Sabtu di tempat-tempat publik.
Baca juga: Aziz-Mansyur Ingin Membawa Kota Magelang Maju, Sehat, dan Bahagia
Baca juga: Gagal Mendaki, Truk Bermuatan Pasir di Klaten Nyaris Masuk Jurang
"Kami juga tanggal 1 Desember 2020 ada pembukaan Unit Layanan Paspor (ULP) di Lippo Plaza," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UGM, Prof Ir Panut Mulyono menyampaikan tujuan diadakannya Eazy Passport di UGM adalah mempercepat proses pelayanan kepada sivitas akademika UGM yang akan ke luar negeri.
Setiap tahun, setidaknya 1.200 mahasiswa UGM pergi ke luar negeri, sementara ada 2.000 lebih mahasiswa asing di UGM.
"Sehingga kami mengapresiasi kepada kakanwil dan kepala kantor imigrasi atas bantuan kerja sama ini," bebernya. (uti)