Kisah Sumartinah, Warga Galur Kulon Progo Sukses Budidayakan Nanas Medusa
Sumartinah (43) berhasil membudidayakan nanas jenis Medusa di lahan pekarangannya yang berada di Dusun Sorogenen III, Kapanewon Galur
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sumartinah (43) berhasil membudidayakan nanas jenis Medusa di lahan pekarangannya yang berada di Dusun Sorogenen III, Kalurahan Nomporejo, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo
Ia menceritakan awal mula budidaya nanas tersebut sejak tiga tahun lalu.
Ketika itu, ia mendapatkan bibit nanas dari kakaknya yang bekerja di kantor pertanian yang ada di Kota Yogyakarta.
"Waktu itu kakak saya yang bekerja di Balai Benih membawa bibit Nanas Medusa. Kemudian saya disuruh mencoba menanam. Setelah ditanam ternyata hidup," bebernya Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Hasil Investigasi Manipulasi Suara di Program Produce X 101 Ternyata Sudah Terjadi Sejak Awal
Baca juga: Kesepian Ditinggal Istri, Kakek di Imogiri Bantul Lakukan Tindak Asusila Pada Anak di Bawah Umur
Baca juga: Dengan Konsep Jawa Kuno, Warung Demenake Borobudur Sajikan Masakan khas Jateng di Atas “Luweng”
Dalam budidaya itu, ia mengaku tidak kesulitan apapun sebab Nanas Medusa lebih tahan terhadap air.
Selain itu, apabila buah itu dikonsumsi rasanya lebih manis dan renyah serta memiliki aroma yang wangi.
Sumartinah mengatakan lahan pekarangan miliknya saat ini telah terdapat sebanyak 60 pohon Nanas Medusa.
Padahal dalam satu pohon nanas tersebut bisa menghasilkan minimal 8-15 buah.
Dari hasil panen Nanas Medusa, biasanya dibuat berbagai olahan seperti salad buah maupun rujak buah.
"Apalagi kalau lebaran diolah menjadi selai," kata dia.
Biji yang terdapat di dalam nanas itu, selain ditanam juga bisa sebagai bahan pengawet sehingga tidak perlu tambahan pengawet lainnya.
Kendati demikian, dalam pembudidayaan Nanas Medusa, Sumartinah tidak sendirian.
Ia dibantu oleh Bhabinkamtibmas setempat dalam merawat tanaman hingga pemberian pupuk organik.
Baca juga: Diskominfo Klaten Tambah Daya Internet di Lokasi Pengungsian Gunung Merapi
Baca juga: Siaran Langsung Liga Champions Matchday 4 Hari Pertama, Chelsea, Juventus, MU, Barcelona
Baca juga: Pengakuan Nasabah Maybank di Solo, Tabungan Rp72 Juta Lenyap dan Hanya Tersisa Rp80 Ribu di Rekening
Dipilihnya pupuk organik sendiri karena untuk menjaga lingkungan karena berasal dari sampah rumah tangga yang dipilah.
Bhabinkamtibmas Kalurahan Nomporejo, Aipda Ferry Novbrito mengatakan pihaknya melakukan pendampingan dalam budidaya Nanas Medusa sejak 2016 silam.
Selain itu, dirinya juga menjadi pendamping di Kapanewon Pengasih yang terdapat 12 kelompok wanita tani (KWT), 1 Gapoktan dan Pokdakan, serta menjadi pembina di Kapanewon Samigaluh dan Lendah.
"Kami ke depannya bersama lurah setempat sudah menyiapkan lahan di kalurahan Nomporejo yang akan dijadikan wisata edukasi tanaman nanas medusa. Selanjutnya, dari hasil tanaman nanas itu bisa diolah seperti Carica yang ada di daerah Wonosobo," ucap Ferry.
Tak hanya itu, bibit nanas tersebut juga akan dibagikan kepada Warga Nomporejo untuk dibudidayakan.
Kasubdit Bhabinkamtibmas Ditbinmas Polda DIY, AKBP Sinungwati mengatakan dirinya mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh para Bhabinkamtibmas termasuk memilah potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan di desa binaannya.
Baca juga: Belum Terima BLT Karyawan Termin II? Bisa Lapor Melalui Aplikasi Ini, Berikut Tata Caranya
Baca juga: Penjelasan Menkes Terawan Terkait Rencana Distribusi Vaksin Covid-19 dan Skema Vaksinasi
"Memang dia (Ferry) ini ahli di bidang pupuk dan fermentasi. Saya sangat mendukung kegiatannya karena masyarakat sudah merasakan apa yang dia lakukan. Tidak hanya di desa binaannya saja melainkan juga dikembangkan di wilayah lain khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terdapat di beberapa kapanewon di Kulon Progo," ucapnya.
Menurutnya, cara ini juga termasuk inovasi yang sangat bagus terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini dimana butuh ketahanan pangan dengan tidak mengandalkan pupuk kimia melainkan mengutamakan pupuk organik.
Hal ini dilakukan agar ramah lingkungan dan sehat apabila dikonsumsi.
Selain itu juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan menggelorakan budidaya pupuk organik. (scp)