Kota Yogyakarta
Cegah Penularan Covid-19, Warga di Sekitar Malioboro Rutin Gelar Penyemprotan Disinfektan
Cegah Penularan Covid-19, Warga di Sekitar Malioboro Rutin Gelar Penyemprotan Disinfektan
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Malioboro menjadi salah satu ikon wisata di DIY yang selalu menjadi tujuan utama wisatawan saat berlibur ke Yogyakarta.
Di masa pandemi ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Malioboro sempat mengalami penurunan drastis.
Bahkan para pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan Malioboro sempat banyak yang memilih tutup lantaran wisatawan yang berkunjung menurun drastis.
Seiring berjalannya waktu, tingkat kunjungan wisatawan ke Malioboro mulai kembali normal.
Pemerintah Kota Yogyakarta pun menyiapkan sejumlah antisipasi untuk mencegah adanya penularan virus corona di kawasan Malioboro.
Mulai dari penyediaan sarana dan prasarana protokol kesehatan, aturan wajib memakai masker hingga pembatasan jumlah kunjungan.
Banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malioboro secara tidak langsung juga berdampak terhadap kawasan di sekitarnya.
Warga di sekitar kawasan Malioboro pun melakukan sejumlah antisipasi untuk mencegah penularan virus corona di tengah perkampungan masyarakat.
Salah satunya dilaksanakan oleh pengurus Kampung Pajeksan, Kelurahan Sosromenduran, Gedong Tengen.
Pengurus kampung secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh lingkungan warga.
Penyemprotan ini dilaksanakan secara rutin.
Baca juga: BPBD DIY : Covid-19 Masih Mengancam, Jangan Kendor dengan Kebiasaan Cuci Tangan
Ketua RW 11 Kampung Pajeksan, Haribertus Satyo mengatakan kegiatan penyemprotan disinfektan ini sudah rutin dilaksanakan sejak pandemi virus corona.
Sampai saat ini, setiap pekan, pengurus kampung melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh lingkungan.
" Penyemprotan disinfektan ini rutin kami lakukan, biasanya setiap akhir pekan,"katanya di sela-sela kegiatan penyemprotan disinfektan, Sabtu (14/11/2020) pagi.
Selain penyemprotan disinfektan, untuk pencegahan virus corona ini, pengurus kampung juga menyediakan sejumlah tempat cuci tangan.
" Tempat cuci tangan sudah kami sediakan cukup lama, sampai sekarang masih berjalan,"imbuhnya.
Sementara itu pada Jumat (13/11/2020) kemarin, jumlah penambahan kasus virus corona di DIY mencapai 61 kasus.
Rinciannya Kabupaten Sleman 26 kasus, Kabupaten Bantul sebanyak 17 kasus, Gunungkidul 9 kasus, dan Kulon Progo sebanyak 2 kasus, sementara Kota Yogyakarta sebanyak 7 kasus.
Dengan tambahan 61 kasus baru, total kasus positif di DIY sampai hari ini menjadi sebanyak 4.460 kasus.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih menyampaikan distribusi kasus paling banyak berasal dari Kabupaten Sleman yakni mencapai 26 kasus.
Sementara Kabupaten Bantul sebanyak 17 kasus, Gunungkidul 9 kasus, dan Kulon Progo sebanyak 2 kasus, sementara Kota Yogyakarta sebanyak 7 kasus.
"Distribusi paling banyak dari Kabupaten Sleman yakni sebanyak 26 kasus," katanya, dalam keterangan tertulis.
Sementara untuk jumlah kasus sembuh pada hari ini terjadi penambahan sebanyak 29 kasus.
Total kasus sembuh saat ini menjadi sebanyak 3.597 kasus.
Terkait laporan penggunaan tempat tidur jenis Critical, ketersediaan di rumah sakit rujukan di DIY saat ini sebanyak 48 tempat tidur, sementara penggunaan mencapai 30 tempat tidur.
Terdapat sisa tempat tidur jenis critical sebanyak 18 tempat tidur.
"Untuk jenis non critical ketersediaan sebanyak 404 tempat tidur. Penggunaannya mencapai 201 tempat tidur sehingga masih ada sisa 203 tempat tidur," imbuh Berty.
Untuk sampel yang diperiksa per hari ini terjadi penambahan sebanyak 567 sampel dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 524 orang.
Sementara jumlah keseluruhan sampel yang sudah diperiksa sebanyak 96.798 sampel, dan jumlah yang telah diperiksa sebanyak 80.489 orang. (Tribunjogja)