Pilkada Bantul 2020
Jelang Pilkada Bantul 2020, Muhammadiyah dan NU Serukan Kerukunan dan Kebaikan
Jelang Pilkada Bantul 2020, dua ormas keagamaan Islam terbesar di Kabupaten Bantul, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menjalin ukhuwah islamiyah
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jelang Pilkada Bantul 2020, dua ormas keagamaan Islam terbesar di Kabupaten Bantul, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menjalin ukhuwah islamiyah, di Rumah Makan Bebakaran, Jalan Parangtritis, Jumat (13/11/2020) siang.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bantul itu, berlangsung cair dan hangat.
Antara NU dan Muhammadiyah sepakat saling menyeru kepada umat Islam dan segenap warga Bantul untuk menyikapi pesta demokrasi secara proporsional dan tidak berlebihan.
"Pertemuan ini sekaligus menepis anggapan, bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bantul 2020, merupakan pertarungan antara NU dan Muhammadiyah," kata Ketua Bidang Ukhuwah MUI Bantul, Hartadi Prasojo.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Warga Gamping Sleman Terungkap, Korban Sempat Dilempar Kaleng Cat 5 Kg
Baca juga: Atlet Puslatda PON XX DIY Akan Jalani Tes Fisik
Baca juga: Pemkot Yogya Minta Penataan dan Pengembangan Kawasan Kumuh Optimal
Menurut dia, yang memiliki "gawe" dalam Pilkada adalah partai politik.
Sedangkan NU dan Muhammadiyah, adalah dua organisasi kemasyarakatan yang sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi dinamika perhelatan pesta demokrasi.
Karena itu, MUI Bantul mempertemukan dua ormas besar ini untuk menjalin ukhuwah dengan maksud menunjukkan kepada umat dan masyarakat bahwa Muhammadiyah dan NU tetap rukun bersatu.
Pemilihan Kepala Daerah, kata dia, adalah peristiwa politik.
Ajang kompetisi para calon yang diusung oleh partai politik, sehingga seyogyanya disikapi biasa saja dan jangan sampai menimbulkan permusuhan, apalagi kebencian satu sama lain.
"Ajang Pilkada ini tidak boleh memecah belah umat," terang Hartadi.
Menurut dia, MUI Bantul seperti yang telah diungkapkan oleh, KH Syaibani, selaku Ketua MUI Bantul, sepakat dengan NU dan Muhammadiyah untuk sama-sama menyerukan gerakan moral anti politik uang, agar menghasilkan pemimpin Bantul yang terbaik.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Gunungkidul : Lonjakan Kasus Baru, Tambah 10 Positif dan 1 Kasus Meninggal Hari Ini
Baca juga: Perjalanan Kunker ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Anggota Dewan Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kulon Progo : Tambahan 4 Kasus Baru dan 1 Pasien Sembuh Pada 13 November 2020
Ukhuwah islamiah yang mempertemukan antara NU dan Muhammadiyah berlangsung hangat.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, Ustadz Drs H Sahari tampak akrab berdampingan dengan Rais Syuriah PCNU Bantul KH Damanhuri.
Dalam kesempatan itu, KH Damanhuri mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk menyukseskan perhelatan Pilkada Bantul dengan memilih calon pemimpin sesuai dengan prinsip kebebasan dan kerahasiaan, berdasar pertimbangan dari masing-masing pemilih.
Sementara, Ustadz H.Sahari menyerukan kepada ummat dan masyarakat Bantul agar tetap menjalin silaturahim di antara sesama umat Islam, tidak perlu terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah-belah umat dan merusak nilai silaturahim sesama umat Islam.
"Gunakan hak pilih sesuai yang diyakini dan jauhi politik transaksional dan politik uang yang dapat merusak nilai-nilai demokrasi," ungkapnya. (Rif/ord)