UPDATE Kondisi Gunung Merapi Hari Ini, Terdengar 9 Kali Suara Guguran 

Pada Rabu (11/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB terdengar suara guguran Gunung Merapi sebanyak 9 kali dengan kekuatan suara lemah hingga sedang.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Gunung Merapi terlihat dari Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (10/11/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada Kamis (12/11/2020) melaporkan amatan Gunung Merapi sehari sebelumnya. 

Pada Rabu (11/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB terdengar suara guguran Gunung Merapi sebanyak 9 kali dengan kekuatan suara lemah hingga sedang.

Selain itu, teramati guguran sebanyak 1 kali dari Babadan dengan jarak luncur kurang lebih 700 meter ke arah Kali Senowo.

Guguran yang dimaksud merupakan guguran material lama dari sisa-sisa kubah lava yang terbentuk di puncak Gunung Merapi akibat erupsi berpuluh tahun silam. 

Baca juga: Pemkab Sleman Belum Tetapkan UMP 2021, Begini Penjelasannya

Baca juga: Relawan Tempat Pengungsian Merapi di Magelang Menjalani Rapid Test Bertahap

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menerangkan, laju rata-rata deformasi Gunung Merapi dalam periode tersebut melalui pantauan menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan adalah sebesar 12 cm/hari.

Adapun kegempaan yang terjadi di antaranya 60 gempa guguran, 305 gempa hybrid/fase banyak, 27 gempa vulkanik dangkal, 1 gempa tektonik, dan 35 gempa hembusan.

Secara visual, asap berwarna putih, intensitas tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak. 

"Untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer dari puncak Merapi," ungkap Hanik. 

Sejak 5 November 2020, BPPTKG telah menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III).

Dengan status tersebut, BPPTKG menyimpulkan prakiraan daerah bahaya meliputi Kabupaten Sleman, DIY, di Kecamatan Cangkringan; Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

Selanjutnya, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di Kecamatan Dukun; Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); dan Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).

Baca juga: Belum Beroperasi, Bioskop Museum Sonobudoyo Direncanakan Buka Pada 2021

Baca juga: Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Malioboro Hari Pertama, Kesadaran Perokok Masih Rendah

Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah di Kecamatan Selo; Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).

Selain itu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah di Kecamatan Kemalang; Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); dan Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang).

Hanik menambahkan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Di samping itu, pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (uti)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved