Penjelasan BMKG soal Suhu Udara di Wilayah Yogyakarta yang Terasa Panas, Ini Penyebabnya
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, suhu udara panas di daerah tersebut dipicu oleh faktor meteorologis.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa hari belakangan, terutama saat memasuki awal bulan November, suhu udara di wilayah Yogyakarta terasa cukup panas.
Tidak hanya di siang hari, menjelang petang hingga di malam hari kondisi panas dan gerah pun masih dirasakan oleh sebagian warga.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, suhu tinggi di daerah tersebut dipicu oleh faktor meteorologis.
Hal ini disebut dengan fenomena Equinox yakni posisi matahari saat berada di garis khatulistiwa.
Baca juga: Peringatan BMKG : Hari Ini, Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat dan Angin Kencang di Sejumlah Wilayah
Baca juga: Kata Dinas Pertanian Gunungkidul, Ini Yang Harus Dilakukan Petani Hadapi Efek La Nina
"Suhu tinggi yang terjadi di DIY beberapa hari ini disebabkan faktor meteorologis. Disebut dengan equinox (Posisi matahari saat berada di garis khatulistiwa)," jelas Kepala BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, saat dikonfirmasi pada Senin (9/11/2020).
Reni menjelaskan, fenomena tersebut terjadi pada 23 September lalu saat matahari berada di atas lintang nol derajat (khatulistiwa) yang justru suhu di wilayah Yogyakarta belum meningkat.

Itu disebabkan karena posisi matahari masih di utara Jawa, sementara Yogya berada di lintang sekitar 8 derajat.
"Bulan November justru posisi matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga Jawa menerima intensitas radiasi matahari lebih tinggi dibandingkan saat equinox," tambahnya.
Tercatat suhu udara maksimal tanggal 6 November kemarin 34⁰C, 7 November 33⁰C, 8 November 32⁰C.
Baca juga: Penjelasan BMKG Terkait Dampak 6 Siklon Tropis yang Terpantau Muncul di Wilayah Indonesia
Baca juga: Info Prakiraan Cuaca Hari Ini di DI Yogyakarta
Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa faktor penyebab lainnya adalah dikarenakan oleh kondisi cuaca yang cukup cerah.
Saat tidak ada awan praktis hampir tidak ada yang menghalangi sinar matahari masuk ke bumi.
"Ini menyebabkan suhu bumi cepat tinggi dan terasa panas terik. Kondisi ini signifikan dirasakan di Kota Yogya akibat pengaruh urban heat island," pungkas dia.
( tribunjogja.com )