Status Siaga Gunung Merapi

UPDATE Siaga Merapi, Warga Desa Tegalmulyo di Klaten Kembali Mengungsi Malam Ini

Pada data Sabtu (7/11/2020) malam, sebanyak 108 orang mengungsi ke barak pengungsian di depan Balai Desa Tegalmulyo.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
Warga Dukuh Pajegan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten menaiki mobil untuk mengungsi ke barak pengungsian sementara, Minggu (8/11/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang termasuk dalam kelompok rentan kembali mengungsi ke barak pengungsian sementara yang berada di depan kantor desa setempat, Minggu (8/11/2020) malam.

Pantauan Tribunjogja.com di Desa Tegalmulyo, sekitar pukul 18.30 WIB, sejumlah warga dari Dukuh Pajegan, Canguk dan Sumur mulai bersiap-siap untuk mengungsi ke barak pengungsian.

Kelompok rentan dari tiga dukuh tersebut, dijemput oleh relawan dengan menggunakan satu unit mobil operasional desa, satu unit mobil pikap dan satu unit mobil truk.

Selain itu, kelompok rentan yang terdiri dari lansia, ibu hamil dan anak-anak tersebut juga ada yang mengungsi secara mandiri dengan mengendarai sepeda motor ke barak pengungsian.

Baca juga: Pengungsi Kelompok Rentan di Lereng Gunung Merapi Wilayah Klaten Huni Barak Sore Hingga Pagi

Ketua RT 22 Dukuh Pajegan, Desa Sidorejo, Warno (42), mengatakan kelompok rentan mengungsi karena mulai meningkatnya status Gunung Merapi dari waspada (level II) ke siaga (level III).

"Ini demi keselamatan. Warga mengungsi untuk menghindari potensi meningkatnya aktifitas Merapi saat malam hari. Warga sudah mulai siaga untuk mitigasi bencana," ucapnya.

Menurutnya, malam ini adalah malam ketiga warga dukuh tersebut mengungsi ke barak pengungsian.

Sebelumnya, warga juga telah mengungsi sejak Jumat (6/11/2020) malam.

"Kelompok rentan mengungsi saat malam hari saja. Saat pagi hari pulang kembali ke rumah dan beraktifitas seperti biasa hingga sore, lalu malam mengungsi lagi," jelasnya.

Sementara itu, seorang relawan Merapi, Sukirno (44) menambahkan jika sebelum kelompok rentan memasuki barak pengungsian, warga harus mencuci tangan dan dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu.

"Iya harus sesuai dengan protokol Covid-19. Cuci tangan dan cek suhu tubuh sebelum masuk barak pengungsian," ucapnya.

Baca juga: Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, Pemkab Klaten Siapkan Lokasi Evakuasi Hewan Ternak Warga

Sedangkan, Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno mengatakan untuk jumlah penduduk di tiga dukuh tersebut berjumlah sekitar 300 jiwa.

Pada data Sabtu (7/11/2020) malam, sebanyak 108 orang mengungsi ke barak pengungsian di depan Balai Desa Tegalmulyo.

"Untuk data malam ini kita masih proses penghitungan, karena hingga pukul 19.35 kita masih pendataan. Kalau malam kemarin jumlah pengungsi 108 orang," bebernya saat ditemui di Balai Desa Tegalmulyo, Minggu (8/11/2020) malam.

Ia mengatakan, untuk barak pengungsian di depan balai desa tersebut mampu menampung pengungsi sekitar 200 orang.

"Untuk kapasitas pengungsi di barak pengungsian depan balaidesa bisa sampai 200 orang. Itu juga telah sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved