Status Siaga Gunung Merapi

UPDATE Gunung Merapi : BPBD Kabupaten Magelang Petakan Prakiraan Daerah Bahaya, Berikut Daftarnya

Dua dari tiga desa yang masuk prakiraan daerah bahaya Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang diprioritaskan

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Rendika Ferri K
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Kamis (5/11/2020) memimpin rapat terkait peningkatan status Merapi menjadi Siaga di Kantor BPBD Kabupaten Magelang. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Dua dari tiga desa yang masuk prakiraan daerah bahaya Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang diprioritaskan untuk evakuasi atau pengungsian.

Kedua desa itu jadi prioritas karena jaraknya yang dekat dengan puncak, 4,5-5 kilometer.

Desa penyangga dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) saat ini sedang disiapkan.

Berikut tata cara pengungsian yang sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengatakan, sesuai rekomendasi dari BPPTKG, prakiraan daerah bahaya di Kabupaten Magelang meliputi Desa Paten, Krinjing dan Ngagomulyo terletak di Kecamatan Dukun.

Baca juga: Kemenko Polhukam RI Lakukan Peninjauan di Tanjung Adikarto Kulonprogo

Baca juga: BREAKING NEWS : Rekor Tertinggi, Ada Penambahan 168 Kasus Positif Covid-19 di DIY Hari Ini

Namun dari tiga desa itu, dua desa yakni Desa Paten dan Krinjing berjarak paling dekat dengan puncak, menjadi desa yang prioritas diamankan.

Mereka berjarak sekitar 4,5 kilometer dan 5 kilometer dari puncak.

"Desa Paten, Babadan I (4,5 kilometer) dan Babadan II (5 kilometer) masuk dalam jangkauan yang diamankan. Desa Krinjing, Trono (6 kilometer), Pugeran (6 kilometer), Trayem (5,5 kilometer).

Melihat ini maka kita prioritas untuk evakuasi untuk desa paten dan Krinjing," katanya, Kamis (5/11/2020), saat memimpin rapat terkait peningkatan status Merapi menjadi Siaga di Kantor BPBD Kabupaten Magelang.

Sementara Desa Ngargomulyo, jaraknya masih relatif jauh dari puncak (7,7-8,2 kilometer), akan dilakukan evaluasi lagi, apakah akan dievakuasi atau tidak dilakukan evakuasi.

"Kalau melihat jarak ini, mengikuti petunjuk dari BPPTKG, maka Desa Ngargomulyo mungkin untuk evaluasi kemungkinan tak dievakuasi ke pengungsian," ujarnya.

"Desa Ngarrgomulyo setelah kita cek jarak di GoogleMap, 7-8 kilometer. Dan kita sudah konsultasikan ke BPPTKG, potensi ancamannya kecil. Tapi pertimbangannya, jalan evakuasi dari Ngargomulyo ke bawah, kanan kiri banyak pepohonan bambu. Melihat erupsi tahun 2010, pohon tumbang dan menutup jalan," tambah Edy.

Baca juga: Gejala dan Jenis Batuk yang Mengharuskan Anda Segera Periksa ke Dokter

Baca juga: Status Siaga Merapi, Sri Sultan HB X Minta Pemkab Sleman Siapkan Jalur Evakuasi

Mengenai waktu evakuasi atau pengungsian, BPBD Kabupaten Magelang masih menunggu dan melihat situasi kondisi dari Gunung Merapi.

Seiring pihaknya menyiapkan desa penyangga dan TEA yang diperkiraan sudah siap, maka kemungkinan evakuasi akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Kita tak punya petunjuk yang pasti tentang harus segera mengevakuasi, karena BPPTKG tak berwenang memberikan rekomendasi harus mengevakuasi atau mengungsikan atau tidak," ujarnya.

"Kita hanya membaca data, berdasarkan data seismik, peningkatannya sangat cepat. Data seismik itu sudah di atas data ketika letusan tahun 2006.

Baca juga: Warga Pelemadu Imogiri Bantul Ubah Tempat Pembuangan Sampah Jadi Destinasi Wisata

Baca juga: UPDATE Siaga Gunung Merapi: Bupati Magelang akan Keluarkan Surat Pernyataan Bencana

Untuk tahun 2006, erupsinya efusif. Untuk tahun 2020 berdasarkan data seismik, BPPTKG memberikan rekomendasi mewaspadai letusan eksplosif," katanya.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Magelang, cacah jiwa dihitung Desa Paten sebanyak 1.163 jiwa terdiri dari Dusun Babadan I sebanyak 766 jiwa dan Dusun Babadan II sebanyak 397 jiwa.

Desa Krinjing berjumlah 754 jiwa terdiri dari Dusun Trono 347 jiwa, Trayem 161 jiwa, dan Pugeran 246 jiwa. Desa Ngargomulyo sebanyak 652 jiwa terdiri dari Dusun Gemer 206 jiwa, Karanganyar 141 jiwa, Batur Ngisor 157 jiwa, dan Ngandong 148 jiwa. (rfk)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved