Aktivitas Merapi
Melihat Rencana Kontijensi Erupsi Merapi di Tengah Pandemi di Kabupaten Klaten
BPBD Klaten memastikan bahwa rencana kontijensi erupsi merapi di daerahnya telah menerapkan prinsip-prinsip protokol kesehatan
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar memastikan bahwa rencana kontijensi erupsi merapi di daerahnya telah menerapkan prinsip-prinsip protokol kesehatan.
Hal ini juga yang dilakukan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang melalui konsep pengungsian terbatas untuk meminimalisir risiko penularan covid-19.
Baca juga: Melihat Rencana Kontijensi Erupsi Merapi di Tengah Pandemi di Kabupaten Sleman
Baca juga: Melihat Rencana Kontijensi Erupsi Merapi di Tengah Pandemi di Kawasan TNGM
Baca juga: Melihat Rencana Kontijensi Erupsi Merapi di Tengah Pandemi di Kabupaten Magelang
Sarana dan prasarana lainnya juga sudah masuk dalam rencana kontijensi semisal penyiapan tempat cuci tangan, penggunaan masker dan pembatasan jarak.
Yang menarik, Klaten memiliki peraturan yang telah disepakati bersama tentang evakuasi mandiri warga.
Warga diberikan kewenangan untuk melaksanakan evakuasi secara mandiri ketika ada potensi ancaman merapi. Mereka juga telah menentukan lokasi pengungsian, termasuk di antaranya jalur evakuasinya serta transportasi evakuasi.
Sementara itu relawan maupun petugas BPBD tidak diperkenankan naik ke sekitar kawasan rawan bencana ketika warga sedang mengevakuasi dirinya.
"Ini untuk meminimalisir situasi crowded di jalanan. Ada yang turun ada juga yang naik. Ini juga untuk mengantisipasi dan memastikan tidak ada orang luar yang masuk ke wilayah yang sedang ditinggalkan. Kan siapa tahu juga ada orang tak bertanggung jawab yang mengaku relawan misalnya, padahal mereka adalah pencuri ternak," katanya dalam acara Talkshow Peringatan 10 Tahun Erupsi Merapi yang digelar BPPTKG Yogyakarta pada Rabu (4/10/2020).
Dengan cara itu, maka pergerakan orang akan lebih terkontrol serta proses evakuasi pun bisa lebih lancar karena sudah terencana baik sejak awal.
Sebagai informasi, Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida telah memperingatkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Tak menutup kemungkinan hal ini berujung pada fase erupsi.
Namun begitu dirinya mengungkapkan bahwa berdasarkan data-data pemantauan, erupsi kali ini akan cenderung menyerupai erupsi efusif tahun 2006. Bukan seperti letusan eksplotsif merapi di tahun 2010. HIngga Rabu 4 November 2020 ini, status merapi masih berada di level II atau waspada. (*)